KULIAH 2 : TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawaban dikirim lewat blog ini pada saat jam kuliah sekaligus sebagai tanda absen mengikuti kuliah ini.
Nama : Firdausi Wijayanti
ReplyDeleteNotar : 18.01.0489
Kelas : MKTJ A
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Izin pak, izin menjawab
ReplyDeleteNama : Galang Akbar Satriadji
Notar : 18.01.0490
Kelas : MKTJ A Madya
1.
- Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
- Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
DeleteNama : Dera Gading Tegar Wijaya
Notar : 18.01.0483
Kelas : MKTJ A
1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
- Tahap I
AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
- Tahap II
AKJ pada tahap basic Design
- Tahap III
AKJ pada tahap Detailed Design
- Tahap IV
AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
- Tahap V
AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
REPLY
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIzin pak
ReplyDeleteTaruna Madya Farhan Afif Zuhrianto
Notar 18.01.0488
Izin menjawab
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
audit Keselamatan Jalan pada tahap
- Perencanaan, yaitu dengan tujuan untuk menjamin jalan yang yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin.
- Basic Design, yaitu meninjau pada aspek penampang melintang jalan dan alinyemen horisontal dan vertikal.
- Detailed design, yaitu sama dengan aspek pada tinjauan basic design, hanya saja pada tahap ini lebih rinci karena gambar yang tersedia lebih rinci.
- Konstruksi dan pra operasi, yaitu melihat calon jalan dalam 3 dimensi dengan skala 1:1 seperti yang dilihat oleh pengguna lainnya.
- Operasi(AKJ untuk jalan yang sudah ada), yaitu audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan lebih jelas.
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
5. Audit pada Tahap Operasi Jalan, Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
izin pak, izin menjawab, taruna:
ReplyDeleteNama :Binaryo Adhinugroho Akrianto
Notar : 18.01.0482
Kelas :MKTJ A semester 5
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
b. Audit Tahap II Basic Design
c. Audit Tahap III Detailed Design
d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
e. Audit Tahap V Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Audit Tahap II Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
i. Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
ii. Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
c. Audit Tahap III Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. Audit Tahap V Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Taruna Madya Rizki Cahya Saputro
ReplyDeleteNotar (18.01.0501)
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perncanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
AKJ Tahap Perencanaan
Megidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
AKJ Tahap Basic Desain
Memperhatikan tampang melintang jalan serta alinyemen horizontal dan vertikal.
AKJ Tahap Detailed Desain
Audit secara lebih rinci daripada tahap basic desain karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
AKJ Tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
Melihat calon jalan secara 3 Dimensi dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya.
AKJ Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
Nama : Elita Septiani
ReplyDeleteKelas : MKTJ A
Notar : 18.01.0485
1. Tahapan audit keselamatan jalan
a. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
b. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahap audit keselamatan jalan
a. AKJ pada tahap perencanaan
• menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
• mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
b. AKJ pada tahap basic design
• Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan (perencanaan)
• Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
• Tampang Melintang Jalan
i. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
ii. Lebar bahu jalan,
iii. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal
i. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
ii. Tikungan dikaitkan dengan standar,
iii. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
iv. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
• Pertemuan Jalan
i. Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
ii. Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
• Pengendalian Akses dan Parkir
i. Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
ii. Akses alternatif,
iii. Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
iv. Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
c. AKJ pada tahap detailed design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
a) jarak pandang
b) perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
a) Pembagian lajur, pemasangan median,
b) Pelebaran tikungan,
c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
b) Clean zone,
c) Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
a) Pembagian lajur,
b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
e) Pemasang lampu penerang,
f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Ersandi Fachrul Amal
ReplyDeleteNotar : 18.01.0487
Kelas : MKTJ A Madya
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
– Konsistensi (terkait dengan design speed ),
– Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
– Jarak pandang,
– Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
– Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
– Tampang melintang jalan
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Abdul Aziz Arrijali
ReplyDeleteNotar : 18.01.0478
Kelas : MKTJ A MADYA
Izin menjawab
1. Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap basic design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap detailed design
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap pra-operasi
Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya
5. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : Rifqi Fadhilaj
ReplyDeleteNotar : 18.01.0500
Kelas : MKTJ A Madya
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
– Konsistensi (terkait dengan design speed ),
– Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
– Jarak pandang,
– Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
– Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
– Tampang melintang jalan
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin menjawab pak
ReplyDeleteNama Rendi Permana
Notar 18.01.0496
Kelas MKTJ A MADYA
TUGAS :
1.• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Audit Tahap II Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
c. Audit Tahap III Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. Audit Tahap V Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
izin pak
ReplyDeleteizin mengumpulkan tugas
Nama : Nurma Afifi Maulida
kelas : MKTJ A MADYA
Notar : 18.01.0495
1. Tahapan audit keselamatan jalan
tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan
tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design
tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design
tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahap :
TAHAP 1 :
• menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
• mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
TAHAP 2:
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
o Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
o Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
o Pertemuan Jalan
Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
o Pengendalian Akses dan Parkir
Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
Akses alternatif,
Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
TAHAP 3 :
o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
TAHAP 4 :
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang
o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median,
o Pelebaran tikungan,
o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
o Clean zone,
o Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
o Pembagian lajur,
o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
o Pemasang lampu penerang,
o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
TAHAP 5 :
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Tadilla Hasya Nada
ReplyDeleteKelas : MKTJ A MADYA
Notar : 18.01.0504
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
ReplyDeleteTaruni Madya Reysha Maulina Ainni
Notar 18.01.0497
MKTJ A Semester 5
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
• Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal
• Pertemuan Jalan
• Pengendalian Akses dan Parkir
Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Perancangan Simpang
• APILL
• Penerangan Jalan
• Fasilitas Pelengkap
• Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
• Layout Jalan
a) Pembagian lajur, pemasangan median,
b) Pelebaran tikungan,
c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
b) Clean zone,
c) Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
a) Pembagian lajur,
b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
e) Pemasang lampu penerang,
f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
ReplyDeleteNama Rico Andreanto Notar 18.01.0498 Kelas MKTJ A MADYA izin menjawab
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
• Tahap I Perencanaan Jalan
• Tahap II Basic Design
• Tahap III Detailed Design
• Tahap IV pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I Perencanaan Jalan
Pada tahap ini, Audit memberikan sebuah masukan keselamatan khusus pada tahap studi awal dari sebuah skema jalan, audit dapat mempengaruhi masalah dasar seperti pilihan rute, standar, dampak terhadap dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan atau perlengkapan persimpangan (interchange provision). Audit Tahap Studi Kelayakan: mencakup ruang lingkup proyek, pemilihan rute, pemilihan standar desain, dampak yang mungkin terjadi pada jaringan jalan yang ada, persimpangan, kontrol akses, jumlah jalur, dll.
• Tahap II Basic Design
Pada tahap ini desain jalan awal sudah selesai, dan audit akan memeriksa masalah keselamatan yang mungkin akan terjadi dengan desain tersebut, termasuk alinyemen horizontal dan vertikal, tata letak simpang empat dan persimpangan. Desain awal: mencakup keselarasan alynement horizontal dan vertikal, persimpangan, lebar bahu, perkerasan sisi lereng, jalur menyalip, ketentuan untuk parkir, fasilitas untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki, dan keselamatan selama konstruksi.
• Tahap III Detailed Design
Audit pada tahap ini dilakukan pada saat penyelesaian DED (Detail Engineering Desain), namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Rekomendasi yang diberikan biasanya mencakup tata letak geometris, marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak obyek pada sisi jalan (rintangan/frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan kecelakaan. Audit pada tahap ini dapat mengurangi banyak biaya untuk aspek keselamatan sebelum proyek dilaksanakan. Jika audit ini dilakukan audit pada tahaup prapembukaan dapat ditiadakan. Audit pada tahap DED: mencakup pemarkaan, pencahayaan, persimpangan, benda di pinggir jalan, ketentuan bagi pengguna jalan (misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda, orang dengan cacat, truk dan bus), manajemen lalu lintas sementara selama konstruksi, drainase, lereng dan pagar pengaman.
• Tahap IV pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Audit pada tahap ini mencakup pemeriksaan keselamatan untuk rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi untuk proyek jalan (sebelum pekerjaan dimulai), dan audit ini memeriksa keselamatan jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Masalah yang diperiksa termasuk rambu/marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki dll.
• Tahap V pada Tahap Operasi Jalan
Audit pada tahap ini melibatkan inspeksi memerinci dari proyek jalan baru sebelum pembukaannya. Jalan baru itu dilewati oleh tim audit dengan mobil, sepeda motor, dan berjalan kaki untuk memastikan bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah tersedia. Pada tahap ini, inspeksi dilakukan pada malam hari sangat penting, untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah terkait malam hari. Audit pada tahap ini penting, karena beberapa aspek mungkin sulit untuk diperhatikan dari tahap-tahap sebelumnya kerena masih meninjau secara dua-dimensi (gambar rencana). Tim audit akan berjalan dengan kondisi yang berbeda untuk memeriksa kualitas fitur keselamatan dalam kaitannya dengan proses desain.
Nama : Salma Ahlyafiska N
ReplyDeleteNotar : 18.01.0502
Kelas : MKTJ A Madya
1. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
Tahap II : Basic Design
Tahap III : Detailed Design
Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)
2. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
Tahap II : Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
Tahap III : Detailed Design
o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang
o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median,
o Pelebaran tikungan,
o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
o Clean zone,
o Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
o Pembagian lajur,
o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
o Pemasang lampu penerang,
o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
ReplyDeleteWigi Dian Kartikaningtyas (18.01.0505)
MKTJ A MADYA
izin menjawab
TUGAS :
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
• Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II :AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III :AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yg dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Emi Widyanti
ReplyDeleteNotar. : 18.01.0486
Kelas. : MKTJ A Madya
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
a. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
b. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
A. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
B. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
C. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
D. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
E. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNAMA : ANISYA DWI RAHMA SISCA
ReplyDeleteKELAS : MKTJ A MADYA
NOTAR : 18.01.0480
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
AKJ pada tahap PERENCANAAN (TAHAP STUDI KELAYAKAN)
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan Keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
AKJ pada tahap BASICC DESIGN
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti dibawah ini :
- Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan;
Lebar bahu jalan;
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horizontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed);
Tikungan dikaitkan dengan standar;
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat;
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
- Pertemuan Jalan
Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
AKJ pada tahap DETAILED DESIGN
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Perancangan Geometri Jalan
Yang di audit adalah:
Konsistensi (terkait dengan design speed );
Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya;
Jarak pandang;
- Perancangan Simpang
Jarak pandang;
Pulau lalulintas;
Kerb;
- APILL
Perlu tidaknya APILL dipasang;
Waktu siklus, waktu hijau, waktu antar hijau (kuning dan all red ), fase dan pentahapan pergerakan (staging), waktu hijau untuk pejalan kaki, untuk berbagai situasi (sibuk dan bukan sibuk);
- Marka dan Rambu:
Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya;
Ukuran rambu dan ukuran huruf terutama untuk informasi arah;
Jenis/tipe marka yang diperlukan dan lokasinya.
- Penerangan Jalan
Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar);
Penyediaan lampu di daerah transisi (jalan yang gelap ke jalan yang terang);
Lokasi lampu (tiang listrik mungkin akan mengganggu pandangan di siang hari).
- Fasilitas Pelengkap
Clear zone;
Guardrails;
Taman (apakah tanaman mengganggu jarak pandang atau menutupi rambu–rambu).
- Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
Lokasi fasilitas;
Konsistensi;
Ukuran trotoar;
AKJ pada tahap KONSTRUKSI dan PRA-OPERASI
- Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang;
o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
- Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median;
o Pelebaran tikungan;
o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas;
- Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang;
o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
- Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
o Clean zone;
o Fasilitas penyeberangan.
AKJ pada tahap OPERASI (AKJ UNTUK JALAN YANG SUDAH ADA)
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIzin pak taruna :
ReplyDeleteNama : Ridho Rinaldy
Kelas : MKTJ A MADYA
Notar : 18.01.0499
Izin menjawab tugas :
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Dyah Pangestu Suhartati
ReplyDeleteNotar : 18.01.0484
Kelas : MKTJ A
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Laksya Mutiara Putri
ReplyDeleteNotar : 18.01.0494
Kelas : MKTJ A Madya
Tugas 2 Audit Keselamatan Jalan
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan !
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan ?
a. AKJ pada tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
Tujuan utama perencanaan :
• Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
• Memgidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. AKJ pada tahap Basic Design
Aspek – aspek yang ditinjau:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
Lebar bahu jalan
Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
Alinyemen Horizontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
Tikungan dikaitkan dengan standar
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
3. AKJ pada tahap Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hamper sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah :
Konsistensi
Jenis tikungan
Jarak pandang
Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
Tampang melintang jalan
4. AKJ pada tahap Konstruksi dan Pra- Operasi
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
5. AKJ pada tahap Operasi (untuk jalan yang sudah ada)
Audit akan dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Hamda Arfan Fauza
ReplyDeleteKelas : MKTJ A/5
Notar : 18.01.0491
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra-Opersai (Pra-Opening)
Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
• Tahap I, Tahap Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
Tujuan utama perencanaan :
- Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tisak terlalu besar dan mahal.
• Tahap II, Tahap Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ Tahap Basic Design :
- Tampang Melintang Jalan :
1. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
2. Lebar bahu jalan,
3. Pembagian dan konsistensi jalu lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal :
1. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
2. Tikungan dikaitkan dengan standar,
3. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
4. Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical.
• Tahap III, Tahap Detailed Design
- Asek yang ditinjau hamper sama dengan yang ditinjau pada Tahap Basic Design
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Yang diaudit adalah,
1. Konsistensi (terkait dengan design speed),
2. Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya,
3. Jarak pandang,
4. Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical,
5. Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien,
6. Tampang melintang jalan.
• Tahap IV, Tahap Kontruksi dan Pra-Operasi
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna lainnya.
• Tahap V, Tahap Operasi Jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
- Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Bellatrix Anya/18.01.0481/MKTJ A Madya
ReplyDeleteizin menjawab
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
a. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
b. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
A. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
B. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
C. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
D. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
E. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Adista Ajeng Selfa
ReplyDeleteNotar : 18.01.0479 / MKTJ A MADYA
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
-Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
-Tikungan dikaitkan dengan standar,
-Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
-Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
-Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
-Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
-Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
-Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
-Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin Pak, taruna Madya Hamdan Mulyana Notar 18.01.0492 Kelas MKTJ A Madya
ReplyDelete1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Jaringan Jalan
Rencana penggunaan lahan,
Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
Geometri Jalan
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
FASILITAS UNTUK SEMUA KELOMPOK PENGGUNA
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi
PEMILIHAN BERBAGAI ALTERNATIF
Ditentukan dari:
1. Aspek keselamatan
2. Aspek teknik,
3. Aspek ekonomi,
4. Aspek lingkungan.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
o Pengendalian Akses dan Parkir
Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.
o Pertemuan Jalan
Jenis pengendalian simpang yang dipilih.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Perancangan Simpang
– Jarak pandang
– Pulau lalulintas ,
– Kerb,
– Fasilitas pejalan kaki.
APILL
• Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi:
– Perlu tidaknya APILL dipasang.
Marka dan Rambu:
– Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
Penerangan Jalan
– Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).
Fasilitas Pelengkap
– Clear zone,
– Guardrails.
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang.
Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median.
Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
Manajemen Lalulintas
o Pembagian lajur.
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
izin menjawab pak
ReplyDeletenama zaenal abidin
notar 18.01.0507
kelas mktj a madya
soal
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
jawab:
1. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
1.AKJ PADA TAHAP PERENCANAAN (TAHAP STUDI KELAYAKAN)
JARINGAN JALAN
Rencana penggunaan lahan,
Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
Lokasi dan jarak pertemuan jalan,
Titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
GEOMETRI JALAN
Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
FASILITAS UNTUK SEMUA KELOMPOK PENGGUNA
Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
PEMILIHAN BERBAGAI ALTERNATIF
Ditentukan dari:
Aspek keselamatan
Aspek teknik,
Aspek ekonomi,
Aspek lingkungan.
2.AKJ PADA TAHAP BASIC DESIGN
Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed
3.AKJ PADA TAHAP DETAILED DESIGN
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
Konsistensi (terkait dengan design speed ),
Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
APILL
Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi:
Perlu tidaknya APILL dipasang,
Waktu siklus, waktu hijau, waktu antar hijau (kuning dan all red ), fase dan pentahapan pergerakan (staging), waktu hijau untuk pejalan kaki, untuk berbagai situasi (sibuk dan bukan sibuk),
Pembagian lajur disesuaikan dengan stage APILL,
Garis henti,
Ukuran dan ketajaman APILL.
Marka dan Rambu:
Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
Ukuran rambu dan ukuran huruf terutama untuk informasi arah,
Jenis/tipe marka yang diperlukan dan lokasinya.
Penerangan Jalan
4.AKJ PADA TAHAP KONSTRUKSI DAN PRA-OPERASI
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
jarak pandang
perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails
Layout Jalan
Pembagian lajur, pemasangan median,
Rambu dan Marka
Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
5.AKJ PADA TAHAP OPERASI (AKJ UNTUK JALAN YANG SUDAH ADA)
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak, Taruni madya
ReplyDeleteNAMA: YULIANA MARIA SK FONO
NOTAR: 18.01.0506
KELAS: MKTJ A
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
-Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
-Tikungan dikaitkan dengan standar,
-Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
-Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
-Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
-Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
-Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
-Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
-Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Shaula Fidilia
ReplyDeleteKelas : MKTJ A MADYA
Notar : 18.01.0503
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
izin menjawab
ReplyDeleteNama : Aldian Wisnugroho
Notar : 18.01.0511
Kelas : MKTJ/ B semester 5
1.
- Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
- Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : WINDA ASSYFATULLATIFAH
ReplyDeleteNotar : 18.01.0537
Kelas : MKTJ B
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : FAJAR ALI YAFI
ReplyDeleteNotar : 18.01.0523
Kelas : MKTJ B MADYA
Izin menjawab
1. Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap basic design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap detailed design
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap pra-operasi
Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya
5. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : Septi Melliana Sari
ReplyDeleteNotar : 18.01.0535
Kelas : MKTJ B Semester V
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan audit keselamatan jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
Tahap 1
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak, Izin menjawab
ReplyDeleteNama : Didit Prasojo
Notar : 18.01.0519
Kelas : MKTJ B Semester 5
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
-Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
-Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
-Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
-Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
-Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
-Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
• Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
-Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
1) Tampang Melintang Jalan
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
• Lebar bahu jalan
• Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
• Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
• Tikungan dikaitkan dengan standar
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
• Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
3) Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
4) Pengendalian Akses dan Parkir
• Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
• Akses alternatif,
• Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
• Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
-Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design
a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
1) Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah :
• Konsistensi (terkait dengan design speed )
• Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
• Jarak pandang
• Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
• Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
• Tampang melintang jalan
2) Perancangan Simpang
• Jarak pandang
• Pulau lalulintas ,
• Kerb,
• Fasilitas pejalan kaki,
• APILL, rambu dan lampu penerangan,
• Parkir dan tempat henti,
• Jalan akses.
-Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya
-Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
Nama : Rayhan Rachman
ReplyDeleteNotar : 18.01.0532
Kelas : MKTJ B Madya
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
a. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
b. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
A. Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
B. Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
C. Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
D. Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
E. Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin menjawab
ReplyDeleteNama : Normalita Tri Widyastuti
Notar: 18.01.0530
Kelas : MKTJ B Madya
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
• Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
– Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
– Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
1) Tampang Melintang Jalan
– Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
– Lebar bahu jalan
– Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
– Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
– Tikungan dikaitkan dengan standar
– Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
– Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
3) Pertemuan Jalan
– Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
– Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
4) Pengendalian Akses dan Parkir
– Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas
– Akses alternative
– Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki)
– Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan
Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design
a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
1) Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah :
• Konsistensi (terkait dengan design speed )
• Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
• Jarak pandang
• Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
• Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
• Tampang melintang jalan
2) Perancangan Simpang
• Jarak pandang
• Pulau lalulintas ,
• Kerb,
• Fasilitas pejalan kaki,
• APILL, rambu dan lampu penerangan,
• Parkir dan tempat henti,
• Jalan akses.
Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya
Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
Nama : RIZKA AMANDA CHOIRANI
ReplyDeleteNotar : 18.01.0533
Kelas : MKTJ B
SEMESTER 5
1.
Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
- Tahap I
AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
- Tahap II
AKJ pada tahap basic Design
- Tahap III
AKJ pada tahap Detailed Design
- Tahap IV
AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
- Tahap V
AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
2.
Tahap 1
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Tina Andika
ReplyDeleteNotar : 18.01.0536
Kelas : MKTJ B MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Ahmad Alfan Al Qodhrie
ReplyDeleteNotar : 18.01.0510
Kelas : MKTJ B MADYA
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan ?
Tahapan audit keselamatan jalan :
- Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan,
- Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design,
- Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design,
- Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan,
- Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas..
Izin pak, izin menjawab
ReplyDeleteNama : Achmad Ramadanni Udo Lintang Lemeran
Notar : 18.01.0508
Kelas : MKTJ B Madya
1.
- Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
- Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Brilian Brega Pradana
ReplyDeleteNotar : 18.01.0517
Kelas : MKTJ B MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Mohon izin pak,
ReplyDeleteNama : Nabila Alfiyatuz Zakiya
Notar : 18.01.0529
Kelas : MKTJ B
Mohon izin menjawab
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I = AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II = AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III = AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV = AKJ/RSA pada Pra - Operasi (Pre - Opening) Jalan
Tahap V = AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
a. Tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
tujuan utamanya :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap Basic Design
- tampang melintang jalan : Lebar jalan termasuk pelebaran tikungan, lebar bahu jalan, pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
- alinyemen horizontal dan vertikal : konsistensi kecepatan rancang (design speed), tikungan dikaitkan dengan standar, gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusu suntuk kendaraan berat, kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal
c. Tahap Detailed Design
- aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design
- audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
Perancangan geometri jalan yang diaudit adalah :
- konsitensi (terkait dengan design speed)
- jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- jarak pandang
- kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
- gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- tampang melintang jalan
d. Tahap Konstruksi dan Pra - Operasi
Melihat "calon" jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. Tahap operasi jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Fahmi Nur Halim
ReplyDeleteNotar : 18.01.0522
Kelas : MKTJ B MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
awab :
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
+ Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
+Lebar bahu jalan,
+ Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median - Alinyemen Horisontal dan Vertikal ,Konsistensi kecepatan rancang (design speed), Tikungan dikaitkan dengan standar, Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan?
ReplyDeleteJawab:
Tahap 1
AKJ/RSA pada perencanaan jalan
Tahap 2
AKJ/RSA pada basic design
Tahap 3
AKJ/RSA pada detailed design
Tahap 4
AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
Tahap 5
AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
Jawab:
TAHAP 1(TAHAP STUDI KELAYAKAN)
Tujuan utama perencanaan
menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
TAHAP 2 (AKJ/RSA pada basic design)
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
TAHAP 3 AKJ/RSA pada detailed design
Perancangan Geometri Jalan Yang diaudit adalah:
Konsistensi (terkait dengan design speed ), Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien Tampang melintang jalan
TAHAP 4 AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
Pembagian lajur,
Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
Pemasang lampu penerang,
Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya
TAHAP 5 AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Adi Setya Wibowo
ReplyDeleteKelas : MKTJ B madya
Notar : 18.01.0509
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
ReplyDeleteizin menjawab
Nama : Alpha Griselda Huberta
Notar : 18.01.0513
Kelas : MKTJ B madya
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
1. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
2. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
3. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
4. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
A. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
B. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
C. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
D. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama:Deta Athifah Ramadhani
ReplyDeletekelas:MKTJ B
Notar:18.01.0518
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Itsna Nurunnisa
ReplyDeleteKelas. : MKTJ B
Notar : 18.01.0525
Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan?
Jawab:
Tahap 1
AKJ/RSA pada perencanaan jalan
Tahap 2
AKJ/RSA pada basic design
Tahap 3
AKJ/RSA pada detailed design
Tahap 4
AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
Tahap 5
AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
Jawab:
TAHAP 1(TAHAP STUDI KELAYAKAN)
Tujuan utama perencanaan
menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
TAHAP 2 (AKJ/RSA pada basic design)
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
TAHAP 3 AKJ/RSA pada detailed design
Perancangan Geometri Jalan Yang diaudit adalah:
Konsistensi (terkait dengan design speed ), Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien Tampang melintang jalan
TAHAP 4 AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
Pembagian lajur,
Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
Pemasang lampu penerang,
Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya
TAHAP 5 AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
nama : Pradana Paradita
ReplyDeletenotar : 18.01.0531
kelas : MKTJ B
1. TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.TAHAPAN KGIATAN AUDIT KESELAMATAN JALAN
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Arifah Ramadani
ReplyDelete18.01.0515
MKTJ B Semester 5
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
• Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
– Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
– Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
• Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
1) Tampang Melintang Jalan
– Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
– Lebar bahu jalan
– Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
– Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
– Tikungan dikaitkan dengan standar
– Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
– Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
3) Pertemuan Jalan
– Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
– Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
4) Pengendalian Akses dan Parkir
– Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas
– Akses alternative
– Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki)
– Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan
• Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
1) Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah :
• Konsistensi (terkait dengan design speed )
• Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
• Jarak pandang
• Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
• Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
• Tampang melintang jalan
2) Perancangan Simpang
• Jarak pandang
• Pulau lalulintas ,
• Kerb,
• Fasilitas pejalan kaki,
• APILL, rambu dan lampu penerangan,
• Parkir dan tempat henti,
• Jalan akses.
• Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya
• Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
Nama : Eliza Yanuar Laeli N
ReplyDeletekelas : MKTJ B semester 5
notar : 18.01.0521
1. tahapan audit keselamatan jalan
Menurut Departemen Pekerjaan Umum tentang audit keselamatan jalan tahun 2005 dijelaskan bahwa Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
a. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
b. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
c. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
d. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
A. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
B. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
C. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
D. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : Aulya Istigfarin
ReplyDeleteNotar : 18.01.0516
Kelas : MKTJ B
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
Nama : Galih Abimanyu
ReplyDeleteNotar : 18.01.0524
Kelas : MKTJ B Madya
1. Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tahap – tahap diatas :
A. Tahap Perencanaan Jalan
1. Tujuan Perencanaan
• Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
• Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
2. Jaringan Jalan
• Rencana penggunaan lahan.
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan, hirarki jalan untuk memisahkan fungsi akses dan fungsi pergerakan
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas.
• Titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
3. Geometri Jalan
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horizontal dan vertical
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu.
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
4. Fasilitas utuk semua kelompok pengguna
• Angkutan barang, angkutan umum dan angkutan kendaraan pribadi
• Lalulintas cepat, dan lalulintas lambat
• Kedaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, dan pejalan kaki
B. Tahap Basic Design
• Aspek – aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini :
Tampang melintang jalan
Alinyemen Horizontal dan Vertikal
Pertemuan jalan
Pengendalian akses dan parker
C. Tahap Detailed Design
• Yang dilakukan pada tahap ini adalah :
Perancangan geometri jalan
Perancangan simpang
Pengesatan APILL
Marka dan rambu
PJU
Fasilitas Pelengkap ( clear zone, guardrail, dan taman)
Fasilitas pejalan kaki, sepeda motor dan kendaraan lambat
D. Pada tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
• Alinyemen Horizontan, vertikal dan tampang melintang jalan
• Layout jalan (pembagian jalur, pelebaran tikungan, pembuatan saluran drainase)
• Pemasanfan rambu dan marka jalan
• Pemasangan fasilitas pelengkap jalan untuk keselamatan lalulintas
• Manajemen Lalulintas
E. Tahap Operasi Jalan (Audit pada jalan yang sudah ada)
• Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
izin pak, izin menjawab, taruna madya :
ReplyDeleteNama :M Rifa Badiurrohman
Notar : 18.01.0528
Kelas :MKTJ B semester 5
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
terdapat 5 tahapan dalam Audit Keselamatan Jalan yaitu :
a. Audit Tahap I : Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
b. Audit Tahap II : Basic Design
c. Audit Tahap III : Detailed Design
d. Audit Tahap IV : Pra Operasi (pre-opening) Jalan
e. Audit Tahap V : Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
a. Audit Tahap I : Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Audit Tahap II : Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
i. Tampang Melintang Jalan
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
ii. Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
c. Audit Tahap III : Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
d. Audit Tahap IV : Pra Operasi (pre-opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. Audit Tahap V : Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Dwi Iftina Pratiwi
ReplyDeleteNotar : 18.01.0520
Kelas : MKTJ B Madya
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
• Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
• Pertemuan Jalan
- Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
- Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Taruna Madya MEI RANDA LUCKY NUGRAHA / 18.01.0526
ReplyDeleteKelas MKTJ B MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahapan audit keselamatan jalan :
a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
b. Audit Tahap II Basic Design
c. Audit Tahap III Detailed Design
d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
e. Audit Tahap V Operasi Jalan , tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
tujuan utamanya :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
Tahap II Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa jalan. Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- tampang melintang jalan : Lebar jalan termasuk pelebaran tikungan, lebar bahu jalan, pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
- alinyemen horizontal dan vertikal : konsistensi kecepatan rancang (design speed), tikungan dikaitkan dengan standar, gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusu suntuk kendaraan berat, kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal
Tahap III Detailed Design
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan geometri jalan yang diaudit adalah :
- konsitensi (terkait dengan design speed)
- jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- jarak pandang
- kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
- gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- tampang melintang jalan
Tahap IV Konstruksi dan Pra - Operasi
Melihat "calon" jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap V operasi jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas. Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : Sekar Kinanti
ReplyDeleteKelas : MKTJ B Madya
Notar : 18.01.0534
Kuliah 2
Audit Keselamatan Jalan
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
a. AKJ pada Tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
Tujuan utama perencanaan
• Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
• Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
b. AKJ pada Tahap Basic Design
• Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
Tampang Melintang Jalan
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
- Lebar bahu jalan
- Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
- Tikungan dikaitkan dengan standar
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
- Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
c. AKJ pada Tahap Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah
- Konsistensi (terkait dengan design speed)
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang
- Kombinasi antara alinyemen horisintal dan alinyemen vertical
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
d. AKJ pada Tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
• Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. AKJ pada Tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
• Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
NAMA : ARIELA KHALIF MAULIDANI
ReplyDeleteNOTAR : 18.01.0514
KELAS : MKTJ B MADYA / SEMESTER V
AUDIT KESELAMATAN JALAN – TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
1. Audit Keselamatan Jalan tahap perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
Tujuan utama perencanaan
• Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek tekik, ekonomi dan lingkungan.
• Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya parubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
2. Audit Keselamatan Jalan pada tahap basic design
Aspek – aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini :
Tampang melintang jalan
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan.
• Lebar bahu jalan.
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat dijalan yang menanjak, pemisah untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
• Konsisensi kecepatan rancang (design speed)
• Tikungan dikaitkan dengan standar.
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat.
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Audit Keselamatan Jalan pada tahap detailed design.
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan :
• Yang di Audit adalah
- Konsistensi (terkait dengan design speed)
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standartnya.
- Jarak pandang.
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal.
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien.
- Tampang melintang jalan.
4. Audit Keselamatan Jalan pada tahap kontruksi dan pra-operasi.
• Melihat ‘calon’ jalan secara 3 (Tiga) dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya.
5. Audit Keselamatan Jalan pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
• Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan jadi lebih jelas.
Nama : YUSRIL BACHTIAR
ReplyDeleteNotar : 18.01.0592
Kelas : MKTJ D Madya
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak,Izin mengumpulkan TUGAS
ReplyDeleteNama : Ricky Rizqullah
Notar : 18.01.0588
Kelas : MKTJ D
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II :AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III :AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. 2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
• Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal
• Pertemuan Jalan
• Pengendalian Akses dan Parkir
Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Perancangan Simpang
• APILL
• Penerangan Jalan
• Fasilitas Pelengkap
• Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
• Layout Jalan
a) Pembagian lajur, pemasangan median,
b) Pelebaran tikungan,
c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
b) Clean zone,
c) Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
a) Pembagian lajur,
b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
e) Pemasang lampu penerang,
f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
• Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
MUHAMMAD ABDU RAFI ARIF
ReplyDelete18.01.0581
MKTJ D MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
• Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
• Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
• Pertemuan Jalan
- Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
- Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
NAMA : Wahyu Msutika Aji
ReplyDeleteNOTAR : 18.01.0591
KELAS : MKTJ D MADYA
Izin menjawab
1. Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap basic design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap detailed design
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap pra-operasi
Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya
5. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : DYAH AIDILLA
ReplyDeleteNotar : 18.01.0575
Kelas : MKTJ D MADYA
Izin menjawab
1. Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap basic design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap detailed design
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap pra-operasi
Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya
5. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
MUHAMMAD AZHAR FIRDAUS
ReplyDeleteMKTJ D
18.01.0584
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
– Konsistensi (terkait dengan design speed ),
– Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
– Jarak pandang,
– Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
– Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
– Tampang melintang jalan
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIzin pak
ReplyDeleteNama : Achmad musafa
Notar : 18.01.0483
Kelas : MKTJ D
1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
- Tahap I
AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
- Tahap II
AKJ pada tahap basic Design
- Tahap III
AKJ pada tahap Detailed Design
- Tahap IV
AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
- Tahap V
AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
REPLY
Izin pak
DeleteNama : Achmad musafa
Notar : 18.01.0569
Kelas : MKTJ D
1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
- Tahap I
AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
- Tahap II
AKJ pada tahap basic Design
- Tahap III
AKJ pada tahap Detailed Design
- Tahap IV
AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
- Tahap V
AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
REPLY
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Dimas Ade Yustisio
ReplyDeleteNotar : 18.01.0574
Kelas : MKTJ D MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Parma Sita Dwi Arinata
ReplyDeleteMKTJ D Madya/18.01.0586
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
• Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
• Pertemuan Jalan
- Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
- Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Siti Nurjannah
ReplyDeleteNotar : 18.01.0590
Kelas : MKTJ D
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
a. Tahap 1 :AKJ/RSA pada perencanaan jalan
b. Tahap 2 : AKJ/RSA pada basic Design
c. Tahap 3 : AKJ/RSA pada detailed design
d. Tahap 4 : AKJ/RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
e. Tahap 5 : AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
a. AKJ pada tahap perencanaan ( tahap studi kelayakan)
Tujuan utama perencanaan :
1. Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik,ekonomi, dan lingkungan
2. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
b. AKJ pada tahap basic design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini:
1. Tampang melintang jalan
Lebar jalan,termasuk pelebaran tikungan
Lebar bahu jalan
Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk agkutan berat dijalan yang menanjak,pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat,lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
2. Alinyemen horisontal dan vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
Tikungan dikaitkan dengan standar
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat)
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal)
c. AKJ pada tahap detailed design
1. Aspek yang ditinjau hampir sama yang ditinjau pada tahap basic design
2. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan geometrik jalan
Konsistensi(terkait dengan design speed)
Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
Tampang melintang jalan
d. AKJ pada tahap kontruksi dan pra-operasi
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi,dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. AKJ pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada
Audit dilakukan saat lalu lontas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Ahmad Zul Afafa
ReplyDeleteNotar : 18.01.0571
Kelas :MKTJ D Madya
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteM. RASYID HELMI P
ReplyDelete18.01.0585
MKTJ D MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
• Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
• Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
• Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
• Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
• Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
• Pertemuan Jalan
- Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
- Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : FAWWAZ NUR MUHAMAD
ReplyDeleteNotar : 18.01.0578
Kelas : MKTJ D MADYA
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan ?
Tahapan audit keselamatan j alan :
- Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan,
- Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design,
- Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design,
- Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan,
- Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas..
Nama : Ainul Fakhri
ReplyDeleteNotar : 18.01.0538
Kelas : MKTJ-C Madya
Izin menjawab
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
- Tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan.
- Tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design.
- Tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design.
- Tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan.
- Tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan.
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Jaringan Jalan
* Rencana penggunaan lahan,
* Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
* Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
Geometri Jalan
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi.
Pemilihan Berbagai Alternatif
Ditentukan dari:
1. Aspek keselamatan
2. Aspek teknik,
3. Aspek ekonomi,
4. Aspek lingkungan.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Pengendalian Akses dan Parkir
*Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.
Pertemuan Jalan
* Jenis pengendalian simpang yang dipilih.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Perancangan Simpang
– Jarak pandang
– Pulau lalulintas ,
– Kerb,
– Fasilitas pejalan kaki.
APILL
Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi: Perlu tidaknya APILL dipasang.
Marka dan Rambu:
– Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
Penerangan Jalan
– Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).
Fasilitas Pelengkap
– Clear zone,
– Guardrails.
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
* jarak pandang.
Layout Jalan
* Pembagian lajur, pemasangan median.
* Rambu dan Marka
* Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
* Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
* Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
* Manajemen Lalulintas
* Pembagian lajur.
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Tasya Riskiani J
ReplyDeleteNotar : 18.01.0566
Kelas : MKTJ C
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Farkhan Khoirul Anam
ReplyDeleteKelas : MKTJ – C MADYA
Notar : 18.01.0547
izin pak, izin menjawab
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
audit Keselamatan Jalan pada tahap
- Perencanaan, yaitu dengan tujuan untuk menjamin jalan yang yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin.
- Basic Design, yaitu meninjau pada aspek penampang melintang jalan dan alinyemen horisontal dan vertikal.
- Detailed design, yaitu sama dengan aspek pada tinjauan basic design, hanya saja pada tahap ini lebih rinci karena gambar yang tersedia lebih rinci.
- Konstruksi dan pra operasi, yaitu melihat calon jalan dalam 3 dimensi dengan skala 1:1 seperti yang dilihat oleh pengguna lainnya.
- Operasi(AKJ untuk jalan yang sudah ada), yaitu audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan lebih jelas.
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
1) Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2) Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3) Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4) Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
5) Audit pada Tahap Operasi Jalan, Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : M. Samsul Arifin
ReplyDeleteNotar : 18.01.0557
Kelas : MKTJ C
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
- Tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan.
- Tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design.
- Tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design.
- Tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan.
- Tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan.
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Jaringan Jalan
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
Geometri Jalan
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi.
Pemilihan Berbagai Alternatif
Ditentukan dari:
1. Aspek keselamatan
2. Aspek teknik,
3. Aspek ekonomi,
4. Aspek lingkungan.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Pengendalian Akses dan Parkir
*Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.
Pertemuan Jalan
* Jenis pengendalian simpang yang dipilih.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Perancangan Simpang
– Jarak pandang
– Pulau lalulintas ,
– Kerb,
– Fasilitas pejalan kaki.
APILL
Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi: Perlu tidaknya APILL dipasang.
Marka dan Rambu:
– Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
Penerangan Jalan
– Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).
Fasilitas Pelengkap
– Clear zone,
– Guardrails.
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
* jarak pandang.
Layout Jalan
* Pembagian lajur, pemasangan median.
* Rambu dan Marka
* Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
* Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
* Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
* Manajemen Lalulintas
* Pembagian lajur.
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Yolanda Susanto
ReplyDeleteNotar : 18.01.0567
Kelas : MKTJ C MADYA
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawaban : Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawaban :Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
b. Lebar bahu jalan,
c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Tania Olivia Margaretta Pakpahan
ReplyDeleteNotar : 18.01.0565
Kelas : MKTJ C
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawaban :
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan Audit keselamatan jalan pada awalnya dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
a. Pada tahap pra rencana (pre design stage),
b. Pada tahap draft desain (draft engineering design stage),
c. Pada tahap detail desain (detailed engineering design stage), dan
d. Pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroperasi secara penuh (operational road stage).
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawaban :
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap basic design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap detailed design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
4. Audit pada tahap pra-operasi
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
5. Audit pada tahap operasional jalan
Audit pada tahap operasional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Ika Milenia Septyaningrum
ReplyDeleteNotar : 18.01.0551
Kelas : MKTJ C
Audit Keselamatan Jalan
1. Audit keselamatan jalan pada awalnya dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
a) Pada tahap pra rencana (pre design stage),
b) Pada tahap draft desain (draft engineering design stage),
c) Pada tahap detail desain (detailed engineering design stage), dan
d) Pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroperasi secara penuh (operational road stage).
2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb.
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operasional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a. konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas;
f. karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. pengaruh perambuan, marka, dan lansekap terhadap lalu-lintas;
h. kondisi permukaan jalan, dan;
i. kondisi penerangan jalan, dsb.
Nama : Nurul Arifina
ReplyDeleteNotar : 18.01.0558
Kelas : MKTJ C MADYA
Izin menjawab,
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a. Pemilihan route jalan;
b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e. Perencanaan alinyemen jalan;
f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a. Geometri dari alinyemen jalan;
b. Lay-out jalan dan persimpangan;
c. Jarak pandang;
d. Ruang bebas samping;
e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f. Fasilitas penyeberangan, dan;
g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan
Nama : Desi shalini novalia
ReplyDeleteNotar : 18.01.0542
Kelas : MKTJ C MADYA
Izin menjawab,
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a. Pemilihan route jalan;
b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e. Perencanaan alinyemen jalan;
f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a. Geometri dari alinyemen jalan;
b. Lay-out jalan dan persimpangan;
c. Jarak pandang;
d. Ruang bebas samping;
e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f. Fasilitas penyeberangan, dan;
g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama: Chumaerotun Nisa Tasid
ReplyDeleteNotar: 18.01.0541
Kelas: MKTJ C
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a. Pemilihan route jalan;
b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e. Perencanaan alinyemen jalan;
f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a. Geometri dari alinyemen jalan;
b. Lay-out jalan dan persimpangan;
c. Jarak pandang;
d. Ruang bebas samping;
e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f. Fasilitas penyeberangan, dan;
g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan
Izin pak,
ReplyDeleteNama taruna: Galang Guntur R
Notar: 18.01.0548
Kelas : MKTJ-C Semester 5
izin menjawab:
1. Mengacu pada Instruksi Dirjen. Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga diperbaiki dan dilengkapi menjadi
6(enam) tahapan yaitu:
1. Tahap Perencanaan (pre design stage)
2. Tahap Desain Awal (draft engineering design stage)
3. Tahap Detail Desain (detailed engineering design stage)
4. Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
5. Tahap Pra Pembukaan (pre road opening stage)
6. Audit dari jalan yang Ada (operational road stage)
2. •Tahapan Perencanaan (pre-design stage)
Dengan memberikan masukan keselamatan khusus pada tahapperencanaan (pre design/
Feasibility Study) dari sebuah jaringan jalanmaka audit keselamatan jalan dapat
mempengaruhi masalah dasar seperti pemilihan rute, standar jalan, dampaknya terhadap
keselamatan dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan
atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).
• Tahapan Desain Awal (draft engineering design stage)
Pelaksanaan pemeriksaan pada desain awal jalan (draft engineering design stage) yang sudah
selesai, sebuah audit akan memeriksa masalah khas geometrik jalan termasuk alinyemen
horizontal dan vertikal, tata letak/ lay out simpang empat, persimpangan dan bangunan
pelengkap jalan serta fasilitasi bagi pedestrian.
• Tahapan Detail Design (Detail engineering detail stage)
Audit tahap detail desain dilakukan saat dalam penyelesaian detail desain jalan namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Pertimbangan yang khas mencakup tata letak geometrik, kebutuhan dan jenis marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak pada obyek sisi jalan (rintangan/ frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan. Perhatian terhadap detail dalam tahap desain ini dapat mengurangi banyak biaya dan gangguan terkait dengan perubahan di saat terakhir yang bila tidak dilakukan dapat mempengaruhi sebuah audit pra pembukaan.
• Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
Audit tahap pekerjaan jalan (tahap konstruksi) adalah mencakup pemeriksaan keselamatan dari rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi proyek jalan sejak pekerjaan dimulai, dan audit ini memeriksa keselamatan pengguna jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Titik berat pemeriksaan adalah rambu/ marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki, dan apresiasi pengemudi terhadap jalur yang benar pada/ di lokasi pekerjaan konstruksi.
• Tahap Pra Pembukaan
Audit keselamatan jalan tahap pra pembukaan merupakan audit pemeriksaan rinci proyek jalan yang baru selesai sebelum pembukaan untuk dioperasikan sebagai jalan umum. Tim audit melaksanakan pemeriksanaan menggunakan kendaraan, sepeda motor dan berjalan kaki untuk menjamin bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah terpenuhi/ tersedia. Inspeksi yang juga perlu dilakukan pada malam hari karena sangat penting untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah pada kondisi malam hari yang kurang pencahayaan.
• Audit dari jalan yang Ada/ sudah beroperasi
Audit keselamatan jalan untuk jalan yang sudah beroperasi/ jalan eksisting, disebut sebagai Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk menjamin bahwa ciri-ciri keselamatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, dan untuk mengidentifikasi ciri-ciri apapun yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu untuk sebuah masalah keselamatan (misalnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang, genangan air yang membahayakan pengendara).
Nama : Farih Amril Haq
ReplyDeleteNotar : 18.01.0546
Kelas : MKTJ C Madya
Semester : 5
TUGAS 2 Audit Keselamatan Jalan
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
1) Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
2) Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
3) Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
4) Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
5) Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
1) Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
2) Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3) Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
4) Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
5) Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Muhammad Attalarik
ReplyDeleteNotar : 18.01.0555
Kelas : MKTJ C Madya
Izin menjawab,
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
• Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
• Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
• Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
• Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
• Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas
Nama : Satya Dharma Wicaksono
ReplyDeleteNotar : 18.01.0564
Kelas : MKTJ C
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a) pemilihan route jalan;
b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e) perencanaan alinyemen jalan;
f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h) kondisi permukaan jalan, dan;
i) kondisi penerangan jalan, dsb.
nama : Irvan Adiatama S
ReplyDeleteNo.tar : 18.01.0552
Kelas : MTKJ C
izin menjawab
1.sebutkan tahap dalam audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan , yaitu :
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. sebutkan kegiatan yang dilakukan pada tahap tahap tersebut ?
untuk tahap 1 yaitu tahap pra rencana kegiatan yang di lakukan
a. pemilohan rute
b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e. Perencanaan alinyemen jalan;
f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan
untuk tahap 2 yaitu tahap draft design kegiatan yang di lakukan
a. Geometri dari alinyemen jalan
b. Lay-out jalan dan persimpangan
c. Jarak pandang
d. Ruang bebas samping
e. Jaringan pejalan kaki / sepeda
f. Fasilitas penyeberangan, dan
g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.yaitu
untuk tahap 3 yaitu detailed design , kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa
Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
tahap 4 adalah Audit pada tahap operaional jalan , kegiatan yang dilakukan adalah
a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan
tahap 5 adalah tahap operasi jalan , kegiatan yang dilakukan adalah
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin menjawab
ReplyDeleteNama : Prio Setia Budi
Notar : 18.01.0560
Kelas : MKTJ-C
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Jawab :
a. Tahap 1 :AKJ/RSA pada perencanaan jalan
b. Tahap 2 : AKJ/RSA pada basic Design
c. Tahap 3 : AKJ/RSA pada detailed design
d. Tahap 4 : AKJ/RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
e. Tahap 5 : AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Jawab :
a. AKJ pada tahap perencanaan ( tahap studi kelayakan)
Tujuan utama perencanaan :
1. Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik,ekonomi, dan lingkungan
2. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
b. AKJ pada tahap basic design
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini:
1. Tampang melintang jalan
Lebar jalan,termasuk pelebaran tikungan
Lebar bahu jalan
Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk agkutan berat dijalan yang menanjak,pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat,lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
2. Alinyemen horisontal dan vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
Tikungan dikaitkan dengan standar
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat)
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal)
c. AKJ pada tahap detailed design
1. Aspek yang ditinjau hampir sama yang ditinjau pada tahap basic design
2. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan geometrik jalan
Konsistensi(terkait dengan design speed)
Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
Tampang melintang jalan
d. AKJ pada tahap kontruksi dan pra-operasi
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi,dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
e. AKJ pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada
Audit dilakukan saat lalu lontas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
NAMA : RIZAL SANJAYA
ReplyDeleteNOTAR : 18.01.0563
KELAS : MKTJ - C
Izin menjawab
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
• Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
• Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
• Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
• Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
• Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:
1. Audit pada tahap pra-rencana
Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
a. Pemilihan route jalan;
b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
e. Perencanaan alinyemen jalan;
f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
2. Audit pada tahap draft desain
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a. Geometri dari alinyemen jalan;
b. Lay-out jalan dan persimpangan;
c. Jarak pandang;
d. Ruang bebas samping;
e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f. Fasilitas penyeberangan, dan;
g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
3. Audit pada tahap datai desain
Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
4. Audit pada tahap operaional jalan
Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan
Izin Pak Izin menjawab
ReplyDeleteNama : Pratana Turqi Ramadhan
Notar : 18.01.0559
Kelas : MKTJ C MADYA
1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
Tahapan audit keselamatan jalan :
Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahap :
TAHAP 1 :
• menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
• mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
TAHAP 2:
Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
o Tampang Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
Lebar bahu jalan,
Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
o Alinyemen Horisontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
Tikungan dikaitkan dengan standar,
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
o Pertemuan Jalan
Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
o Pengendalian Akses dan Parkir
Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
Akses alternatif,
Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
TAHAP 3 :
o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
TAHAP 4 :
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang
o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median,
o Pelebaran tikungan,
o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
o Clean zone,
o Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
o Pembagian lajur,
o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
o Pemasang lampu penerang,
o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
TAHAP 5 :
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Izin pak
ReplyDeleteNama : Dita novianasari kaffah
Notar : 18.01.0545
Kelas : MKTJ C MADYA
1.
- Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
- Tahap II
AKJ/RSA pada Basic Design
- Tahap III
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Tahap IV
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Tahap V
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2.
Tahap I
AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tujuan utama perencanaan :
- menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
teknik, ekonomi, dan lingkungan.
- mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
Tahap 2
AKJ/RSA pada Basic Design
- Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
seperti di bawah ini:
- Tampang Melintang Jalan :
- Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
- Lebar bahu jalan,
- Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
- Alinyemen Horisontal dan Vertikal
- Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
- Tikungan dikaitkan dengan standar,
- Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
Tahap 3
AKJ/RSA pada Detailed Design
- Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
Basic Design.
- Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
Perancangan Geometri Jalan
Yang diaudit adalah:
- Konsistensi (terkait dengan design speed ),
- Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
- Jarak pandang,
- Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
- Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
- Tampang melintang jalan
Tahap 4
AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
- Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5
AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
- Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Rivqy Haydar
ReplyDeleteKelas : MKTJ C MADYA
Notar : 18.01.0562
1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
1. Tampang Melintang Jalan :
• Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
• Lebar bahu jalan,
• Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
• Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
• Tikungan dikaitkan dengan standar,
• Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
• Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
3. Pertemuan Jalan
• Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
• Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang
c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
• Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
• Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
• Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
• Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
– jarak pandang
– perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
• Layout Jalan
– Pembagian lajur, pemasangan median,
– Pelebaran tikungan,
– Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
– Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
– Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
• Rambu dan Marka
– Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
– Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
• Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
– Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
– Clean zone,
– Fasilitas penyeberangan.
• Manajemen Lalulintas
– Pembagian lajur,
– Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
– Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
– Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
– Pemasang lampu penerang,
– Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
–
e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
NAMA : GIDEON IRFAN SANJAYA SIMANJUNTAK
ReplyDeleteKELAS : MKTJ C MADYA
NOTAR : 18.01.0549
1. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
Tahap II : Basic Design
Tahap III : Detailed Design
Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)
2. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
Mengatur Jaringan Jalan :
• Rencana penggunaan lahan,
• Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
• Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
Mengatur Geometri Jalan :
• Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
• Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
• Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
• Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
• Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
• Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
• Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
Tahap II : Basic Design
Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
a) Geometri dari alinyemen jalan;
b) Lay-out jalan dan persimpangan;
c) Jarak pandang;
d) Ruang bebas samping;
e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
f) Fasilitas penyeberangan, dan;
g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
Tahap III : Detailed Design
o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
Perancangan Geometri Jalan
Perancangan Simpang
APILL
Marka dan Rambu:
Penerangan Jalan
Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
o jarak pandang
o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
Layout Jalan
o Pembagian lajur, pemasangan median,
o Pelebaran tikungan,
o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
Rambu dan Marka
o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
o Clean zone,
o Fasilitas penyeberangan.
Manajemen Lalulintas
o Pembagian lajur,
o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
o Pemasang lampu penerang,
o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
Nama : Melenneta aisyah putri
ReplyDeleteKelas : MKTJ C Madya
Notar : 18.01.0553
1. Tahap- tahap dalam AKJ yaitu:
• Perencanaan jalan
• Basic design
• Detailed design
• Pra operasi jalan
• Operasi jalan
2. Kegiatan di setiap tahap nya yaitu:
a. Perencanaan jalan yaitu tahap yang menjamin jalan yang akan di bangun adalah jalan yang layak dalam segi ekonomi, teknik, dan lingkungan. Selain itu tahap ini juga berfungsi sebagai tahap yang dapat mengidentifikasi permasalahan yang akan di timbulkan dalam pembangunan tersebut sedini mungkin.
b. Basic design yaitu tahap yang mengidentifikasi permasalahan pada tampang melintang jalan, alinyemen horizontal dan vertikal.
c. Detailed design yaitu tahap yang hamper sama seperti tahap sebelum nya tetapi dengan penggambaran yang lebih rinci
d. Pra operasi jalan yaitu konsistensi pada design speed, jenis tikungan, jarak pandang, kombinasi antara alinyemen vertikal dan horizontal, gradien, tampang melintang jalan
e. Operasi jalan yaitu melihat jalan secara 3 dimensi seperti yang akan di lihat oleh para pengguna nya nanti.
Izin pak,
ReplyDeleteNama taruna: Dimas Bayu P
Notar: 18.01.0544
Kelas : MKTJ-C Semester 5
izin menjawab:
1. Mengacu pada Instruksi Dirjen. Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga diperbaiki dan dilengkapi menjadi
6(enam) tahapan yaitu:
1. Tahap Perencanaan (pre design stage)
2. Tahap Desain Awal (draft engineering design stage)
3. Tahap Detail Desain (detailed engineering design stage)
4. Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
5. Tahap Pra Pembukaan (pre road opening stage)
6. Audit dari jalan yang Ada (operational road stage)
2. •Tahapan Perencanaan (pre-design stage)
Dengan memberikan masukan keselamatan khusus pada tahapperencanaan (pre design/
Feasibility Study) dari sebuah jaringan jalanmaka audit keselamatan jalan dapat
mempengaruhi masalah dasar seperti pemilihan rute, standar jalan, dampaknya terhadap
keselamatan dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan
atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).
• Tahapan Desain Awal (draft engineering design stage)
Pelaksanaan pemeriksaan pada desain awal jalan (draft engineering design stage) yang sudah
selesai, sebuah audit akan memeriksa masalah khas geometrik jalan termasuk alinyemen
horizontal dan vertikal, tata letak/ lay out simpang empat, persimpangan dan bangunan
pelengkap jalan serta fasilitasi bagi pedestrian.
• Tahapan Detail Design (Detail engineering detail stage)
Audit tahap detail desain dilakukan saat dalam penyelesaian detail desain jalan namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Pertimbangan yang khas mencakup tata letak geometrik, kebutuhan dan jenis marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak pada obyek sisi jalan (rintangan/ frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan. Perhatian terhadap detail dalam tahap desain ini dapat mengurangi banyak biaya dan gangguan terkait dengan perubahan di saat terakhir yang bila tidak dilakukan dapat mempengaruhi sebuah audit pra pembukaan.
• Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
Audit tahap pekerjaan jalan (tahap konstruksi) adalah mencakup pemeriksaan keselamatan dari rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi proyek jalan sejak pekerjaan dimulai, dan audit ini memeriksa keselamatan pengguna jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Titik berat pemeriksaan adalah rambu/ marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki, dan apresiasi pengemudi terhadap jalur yang benar pada/ di lokasi pekerjaan konstruksi.
• Tahap Pra Pembukaan
Audit keselamatan jalan tahap pra pembukaan merupakan audit pemeriksaan rinci proyek jalan yang baru selesai sebelum pembukaan untuk dioperasikan sebagai jalan umum. Tim audit melaksanakan pemeriksanaan menggunakan kendaraan, sepeda motor dan berjalan kaki untuk menjamin bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah terpenuhi/ tersedia. Inspeksi yang juga perlu dilakukan pada malam hari karena sangat penting untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah pada kondisi malam hari yang kurang pencahayaan.
• Audit dari jalan yang Ada/ sudah beroperasi
Audit keselamatan jalan untuk jalan yang sudah beroperasi/ jalan eksisting, disebut sebagai Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk menjamin bahwa ciri-ciri keselamatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, dan untuk mengidentifikasi ciri-ciri apapun yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu untuk sebuah masalah keselamatan (misalnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang, genangan air yang membahayakan pengendara
Nama : Dian Tri Handoko Naibhao
ReplyDeleteNotar : 18.01.0543
Kelas : MKTJ C
Semester : 5
1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
Tahap Melintang Jalan
Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
Lebar bahu jalan
Pembagian dan konsentrasi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
Alinyemen Horizontal dan Vertikal
Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
Tikungan dikaitkan dengan standar
Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal
Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
Yang diaudit adalah :
Konsentrasi (terkait dengan design speed)
Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
Jarak pandang
Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
Gradien dan panjang bagian jalan yang ber-gradien
Tampang melintang jalan
Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas