KULIAH 2 : TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN

 









TUGAS :

1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!

2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

Jawaban dikirim lewat blog ini pada saat jam kuliah sekaligus sebagai tanda absen mengikuti kuliah ini.














Comments

  1. Nama : Firdausi Wijayanti
    Notar : 18.01.0489
    Kelas : MKTJ A

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan

    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  2. Izin pak, izin menjawab

    Nama : Galang Akbar Satriadji
    Notar : 18.01.0490
    Kelas : MKTJ A Madya

    1.
    - Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    - Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izin pak
      Nama : Dera Gading Tegar Wijaya
      Notar : 18.01.0483
      Kelas : MKTJ A

      1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
      - Tahap I
      AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
      - Tahap II
      AKJ pada tahap basic Design
      - Tahap III
      AKJ pada tahap Detailed Design
      - Tahap IV
      AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
      - Tahap V
      AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
      2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
      Tahap I
      AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
      Tujuan utama perencanaan :
      - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
      teknik, ekonomi, dan lingkungan.
      - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
      mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
      dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

      Tahap 2
      AKJ/RSA pada Basic Design
      - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
      seperti di bawah ini:
      - Tampang Melintang Jalan :
      - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
      - Lebar bahu jalan,
      - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
      lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
      pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
      lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
      - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
      - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
      - Tikungan dikaitkan dengan standar,
      - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
      lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
      - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

      Tahap 3
      AKJ/RSA pada Detailed Design
      - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
      Basic Design.
      - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
      Perancangan Geometri Jalan
      Yang diaudit adalah:
      - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
      - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
      - Jarak pandang,
      - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
      - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
      - Tampang melintang jalan

      Tahap 4
      AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
      - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
      akan dilihat oleh pengguna nantinya

      Tahap 5
      AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
      - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
      gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


      REPLY

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Izin pak
    Taruna Madya Farhan Afif Zuhrianto
    Notar 18.01.0488
    Izin menjawab

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    audit Keselamatan Jalan pada tahap
    - Perencanaan, yaitu dengan tujuan untuk menjamin jalan yang yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin.
    - Basic Design, yaitu meninjau pada aspek penampang melintang jalan dan alinyemen horisontal dan vertikal.
    - Detailed design, yaitu sama dengan aspek pada tinjauan basic design, hanya saja pada tahap ini lebih rinci karena gambar yang tersedia lebih rinci.
    - Konstruksi dan pra operasi, yaitu melihat calon jalan dalam 3 dimensi dengan skala 1:1 seperti yang dilihat oleh pengguna lainnya.
    - Operasi(AKJ untuk jalan yang sudah ada), yaitu audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan lebih jelas.


    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.
    5. Audit pada Tahap Operasi Jalan, Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  5. izin pak, izin menjawab, taruna:
    Nama :Binaryo Adhinugroho Akrianto
    Notar : 18.01.0482
    Kelas :MKTJ A semester 5

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
    b. Audit Tahap II Basic Design
    c. Audit Tahap III Detailed Design
    d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    e. Audit Tahap V Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
     menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
     mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Audit Tahap II Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    i. Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    ii. Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    c. Audit Tahap III Detailed Design
     Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
     Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

    d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    e. Audit Tahap V Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  6. Taruna Madya Rizki Cahya Saputro
    Notar (18.01.0501)

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
     Tahap I
    AKJ/RSA pada Perncanaan Jalan
     Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
     Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
     Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
     Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
     AKJ Tahap Perencanaan
    Megidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal

     AKJ Tahap Basic Desain
    Memperhatikan tampang melintang jalan serta alinyemen horizontal dan vertikal.

     AKJ Tahap Detailed Desain
    Audit secara lebih rinci daripada tahap basic desain karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

     AKJ Tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
    Melihat calon jalan secara 3 Dimensi dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya.

     AKJ Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  7. Nama : Elita Septiani
    Kelas : MKTJ A
    Notar : 18.01.0485

    1. Tahapan audit keselamatan jalan
    a. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    b. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahap audit keselamatan jalan
    a. AKJ pada tahap perencanaan
    • menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    • mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    b. AKJ pada tahap basic design
    • Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan (perencanaan)
    • Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    • Tampang Melintang Jalan
    i. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    ii. Lebar bahu jalan,
    iii. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    i. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    ii. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    iii. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    iv. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    • Pertemuan Jalan
    i. Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    ii. Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    • Pengendalian Akses dan Parkir
    i. Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
    ii. Akses alternatif,
    iii. Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
    iv. Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
    c. AKJ pada tahap detailed design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    a) jarak pandang
    b) perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    a) Pembagian lajur, pemasangan median,
    b) Pelebaran tikungan,
    c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    b) Clean zone,
    c) Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    a) Pembagian lajur,
    b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    e) Pemasang lampu penerang,
    f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    • Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  8. Nama : Ersandi Fachrul Amal
    Notar : 18.01.0487
    Kelas : MKTJ A Madya

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:

     Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.

     Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    – Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    – Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    – Jarak pandang,
    – Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    – Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    – Tampang melintang jalan

    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.












    ReplyDelete
  9. Nama : Abdul Aziz Arrijali
    Notar : 18.01.0478
    Kelas : MKTJ A MADYA

    Izin menjawab
    1. Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
    D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap basic design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap detailed design
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap pra-operasi
    Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya

    5. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  10. Nama : Rifqi Fadhilaj
    Notar : 18.01.0500
    Kelas : MKTJ A Madya

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:

     Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.

     Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    – Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    – Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    – Jarak pandang,
    – Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    – Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    – Tampang melintang jalan

    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  11. Izin menjawab pak
    Nama Rendi Permana
    Notar 18.01.0496
    Kelas MKTJ A MADYA
    TUGAS :

    1.• Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
     menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
     mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Audit Tahap II Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    c. Audit Tahap III Detailed Design
     Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
     Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

    d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    e. Audit Tahap V Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  12. izin pak
    izin mengumpulkan tugas
    Nama : Nurma Afifi Maulida
    kelas : MKTJ A MADYA
    Notar : 18.01.0495

    1. Tahapan audit keselamatan jalan
    tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan
    tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design
    tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design
    tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
    tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan
    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahap :
    TAHAP 1 :
    • menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    • mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    TAHAP 2:
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    o Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    o Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    o Pertemuan Jalan
     Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
     Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    o Pengendalian Akses dan Parkir
     Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
     Akses alternatif,
     Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
     Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
    TAHAP 3 :
    o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    TAHAP 4 :
    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang
    o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median,
    o Pelebaran tikungan,
    o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    o Clean zone,
    o Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    o Pembagian lajur,
    o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    o Pemasang lampu penerang,
    o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    TAHAP 5 :
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  13. Nama : Tadilla Hasya Nada
    Kelas : MKTJ A MADYA
    Notar : 18.01.0504
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


    ReplyDelete
  14. Izin pak
    Taruni Madya Reysha Maulina Ainni
    Notar 18.01.0497
    MKTJ A Semester 5

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
    Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    • Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    • Pertemuan Jalan
    • Pengendalian Akses dan Parkir
    Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Perancangan Simpang
    • APILL
    • Penerangan Jalan
    • Fasilitas Pelengkap
    • Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    • Layout Jalan
    a) Pembagian lajur, pemasangan median,
    b) Pelebaran tikungan,
    c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    b) Clean zone,
    c) Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    a) Pembagian lajur,
    b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    e) Pemasang lampu penerang,
    f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    • Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  15. Izin pak
    Nama Rico Andreanto Notar 18.01.0498 Kelas MKTJ A MADYA izin menjawab

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    • Tahap I Perencanaan Jalan
    • Tahap II Basic Design
    • Tahap III Detailed Design
    • Tahap IV pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I Perencanaan Jalan
    Pada tahap ini, Audit memberikan sebuah masukan keselamatan khusus pada tahap studi awal dari sebuah skema jalan, audit dapat mempengaruhi masalah dasar seperti pilihan rute, standar, dampak terhadap dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan atau perlengkapan persimpangan (interchange provision). Audit Tahap Studi Kelayakan: mencakup ruang lingkup proyek, pemilihan rute, pemilihan standar desain, dampak yang mungkin terjadi pada jaringan jalan yang ada, persimpangan, kontrol akses, jumlah jalur, dll.
    • Tahap II Basic Design
    Pada tahap ini desain jalan awal sudah selesai, dan audit akan memeriksa masalah keselamatan yang mungkin akan terjadi dengan desain tersebut, termasuk alinyemen horizontal dan vertikal, tata letak simpang empat dan persimpangan. Desain awal: mencakup keselarasan alynement horizontal dan vertikal, persimpangan, lebar bahu, perkerasan sisi lereng, jalur menyalip, ketentuan untuk parkir, fasilitas untuk pengendara sepeda dan pejalan kaki, dan keselamatan selama konstruksi.
    • Tahap III Detailed Design
    Audit pada tahap ini dilakukan pada saat penyelesaian DED (Detail Engineering Desain), namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Rekomendasi yang diberikan biasanya mencakup tata letak geometris, marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak obyek pada sisi jalan (rintangan/frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan kecelakaan. Audit pada tahap ini dapat mengurangi banyak biaya untuk aspek keselamatan sebelum proyek dilaksanakan. Jika audit ini dilakukan audit pada tahaup prapembukaan dapat ditiadakan. Audit pada tahap DED: mencakup pemarkaan, pencahayaan, persimpangan, benda di pinggir jalan, ketentuan bagi pengguna jalan (misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda, orang dengan cacat, truk dan bus), manajemen lalu lintas sementara selama konstruksi, drainase, lereng dan pagar pengaman.
    • Tahap IV pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Audit pada tahap ini mencakup pemeriksaan keselamatan untuk rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi untuk proyek jalan (sebelum pekerjaan dimulai), dan audit ini memeriksa keselamatan jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Masalah yang diperiksa termasuk rambu/marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki dll.

    • Tahap V pada Tahap Operasi Jalan

    Audit pada tahap ini melibatkan inspeksi memerinci dari proyek jalan baru sebelum pembukaannya. Jalan baru itu dilewati oleh tim audit dengan mobil, sepeda motor, dan berjalan kaki untuk memastikan bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah tersedia. Pada tahap ini, inspeksi dilakukan pada malam hari sangat penting, untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah terkait malam hari. Audit pada tahap ini penting, karena beberapa aspek mungkin sulit untuk diperhatikan dari tahap-tahap sebelumnya kerena masih meninjau secara dua-dimensi (gambar rencana). Tim audit akan berjalan dengan kondisi yang berbeda untuk memeriksa kualitas fitur keselamatan dalam kaitannya dengan proses desain.

    ReplyDelete
  16. Nama : Salma Ahlyafiska N
    Notar : 18.01.0502
    Kelas : MKTJ A Madya

    1. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
    Tahap II : Basic Design
    Tahap III : Detailed Design
    Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
    Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)

    2. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)

    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.

    Tahap II : Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    Tahap III : Detailed Design
    o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.


    Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan

     Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang
    o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
     Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median,
    o Pelebaran tikungan,
    o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
     Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
     Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    o Clean zone,
    o Fasilitas penyeberangan.
     Manajemen Lalulintas
    o Pembagian lajur,
    o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    o Pemasang lampu penerang,
    o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)

    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  17. Izin pak
    Wigi Dian Kartikaningtyas (18.01.0505)
    MKTJ A MADYA
    izin menjawab
    TUGAS :
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    • Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II :AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III :AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan apa yg dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  18. Nama : Emi Widyanti
    Notar. : 18.01.0486
    Kelas. : MKTJ A Madya

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
    a. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    b. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
    A. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    B. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    C. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    D. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    E. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  19. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  20. NAMA : ANISYA DWI RAHMA SISCA
    KELAS : MKTJ A MADYA
    NOTAR : 18.01.0480
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
     Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
     Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
     Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
     Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
     Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
     AKJ pada tahap PERENCANAAN (TAHAP STUDI KELAYAKAN)
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan Keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
     AKJ pada tahap BASICC DESIGN
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti dibawah ini :
    - Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan;
     Lebar bahu jalan;
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horizontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed);
     Tikungan dikaitkan dengan standar;
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat;
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    - Pertemuan Jalan
     Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
     Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
     AKJ pada tahap DETAILED DESIGN
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Perancangan Geometri Jalan
    Yang di audit adalah:
     Konsistensi (terkait dengan design speed );
     Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya;
     Jarak pandang;
    - Perancangan Simpang
     Jarak pandang;
     Pulau lalulintas;
     Kerb;
    - APILL
     Perlu tidaknya APILL dipasang;
     Waktu siklus, waktu hijau, waktu antar hijau (kuning dan all red ), fase dan pentahapan pergerakan (staging), waktu hijau untuk pejalan kaki, untuk berbagai situasi (sibuk dan bukan sibuk);
    - Marka dan Rambu:
     Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya;
     Ukuran rambu dan ukuran huruf terutama untuk informasi arah;
     Jenis/tipe marka yang diperlukan dan lokasinya.
    - Penerangan Jalan
     Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar);
     Penyediaan lampu di daerah transisi (jalan yang gelap ke jalan yang terang);
     Lokasi lampu (tiang listrik mungkin akan mengganggu pandangan di siang hari).
    - Fasilitas Pelengkap
     Clear zone;
     Guardrails;
     Taman (apakah tanaman mengganggu jarak pandang atau menutupi rambu–rambu).
    - Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
     Lokasi fasilitas;
     Konsistensi;
     Ukuran trotoar;
     AKJ pada tahap KONSTRUKSI dan PRA-OPERASI
    - Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang;
    o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    - Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median;
    o Pelebaran tikungan;
    o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas;
    - Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang;
    o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    - Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    o Clean zone;
    o Fasilitas penyeberangan.
     AKJ pada tahap OPERASI (AKJ UNTUK JALAN YANG SUDAH ADA)
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  22. Izin pak taruna :
    Nama : Ridho Rinaldy
    Kelas : MKTJ A MADYA
    Notar : 18.01.0499
    Izin menjawab tugas :

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  23. Nama : Dyah Pangestu Suhartati
    Notar : 18.01.0484
    Kelas : MKTJ A
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan

    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


    ReplyDelete
  24. Nama : Laksya Mutiara Putri
    Notar : 18.01.0494
    Kelas : MKTJ A Madya

    Tugas 2 Audit Keselamatan Jalan
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan !
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan ?
    a. AKJ pada tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan :
    • Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    • Memgidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. AKJ pada tahap Basic Design
    Aspek – aspek yang ditinjau:
     Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
     Lebar bahu jalan
     Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
     Alinyemen Horizontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
     Tikungan dikaitkan dengan standar
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
     Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
    3. AKJ pada tahap Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hamper sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah :
     Konsistensi
     Jenis tikungan
     Jarak pandang
     Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
     Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
     Tampang melintang jalan
    4. AKJ pada tahap Konstruksi dan Pra- Operasi
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    5. AKJ pada tahap Operasi (untuk jalan yang sudah ada)
    Audit akan dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  25. Nama : Hamda Arfan Fauza
    Kelas : MKTJ A/5
    Notar : 18.01.0491

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra-Opersai (Pra-Opening)
    Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    • Tahap I, Tahap Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan :
    - Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tisak terlalu besar dan mahal.
    • Tahap II, Tahap Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ Tahap Basic Design :
    - Tampang Melintang Jalan :
    1. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    2. Lebar bahu jalan,
    3. Pembagian dan konsistensi jalu lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal :
    1. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    2. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    3. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    4. Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical.

    • Tahap III, Tahap Detailed Design
    - Asek yang ditinjau hamper sama dengan yang ditinjau pada Tahap Basic Design
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Yang diaudit adalah,
    1. Konsistensi (terkait dengan design speed),
    2. Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya,
    3. Jarak pandang,
    4. Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical,
    5. Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien,
    6. Tampang melintang jalan.
    • Tahap IV, Tahap Kontruksi dan Pra-Operasi
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna lainnya.
    • Tahap V, Tahap Operasi Jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    - Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


    ReplyDelete
  26. Bellatrix Anya/18.01.0481/MKTJ A Madya
    izin menjawab
    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
    a. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    b. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
    A. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    B. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    C. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    D. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    E. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  27. Nama : Adista Ajeng Selfa
    Notar : 18.01.0479 / MKTJ A MADYA

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    -Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    -Tikungan dikaitkan dengan standar,
    -Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    -Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    -Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    -Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    -Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    -Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    -Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  28. Izin Pak, taruna Madya Hamdan Mulyana Notar 18.01.0492 Kelas MKTJ A Madya

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Jaringan Jalan
     Rencana penggunaan lahan,
     Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
     Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
    Geometri Jalan
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    FASILITAS UNTUK SEMUA KELOMPOK PENGGUNA
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi
    PEMILIHAN BERBAGAI ALTERNATIF
    Ditentukan dari:
    1. Aspek keselamatan
    2. Aspek teknik,
    3. Aspek ekonomi,
    4. Aspek lingkungan.
    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    o Pengendalian Akses dan Parkir
     Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.
    o Pertemuan Jalan
     Jenis pengendalian simpang yang dipilih.
    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan
    Perancangan Simpang
    – Jarak pandang
    – Pulau lalulintas ,
    – Kerb,
    – Fasilitas pejalan kaki.
    APILL
    • Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi:
    – Perlu tidaknya APILL dipasang.
    Marka dan Rambu:
    – Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
    Penerangan Jalan
    – Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).
    Fasilitas Pelengkap
    – Clear zone,
    – Guardrails.
    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya
     Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang.
     Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median.
     Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
     Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
     Manajemen Lalulintas
    o Pembagian lajur.
    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  29. izin menjawab pak
    nama zaenal abidin
    notar 18.01.0507
    kelas mktj a madya

    soal
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    jawab:
    1. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    1.AKJ PADA TAHAP PERENCANAAN (TAHAP STUDI KELAYAKAN)
    JARINGAN JALAN
    Rencana penggunaan lahan,
    Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
    Lokasi dan jarak pertemuan jalan,
    Titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
    GEOMETRI JALAN
    Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    FASILITAS UNTUK SEMUA KELOMPOK PENGGUNA
    Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
    PEMILIHAN BERBAGAI ALTERNATIF
    Ditentukan dari:
    Aspek keselamatan
    Aspek teknik,
    Aspek ekonomi,
    Aspek lingkungan.
    2.AKJ PADA TAHAP BASIC DESIGN
    Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    Tampang Melintang Jalan
    Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    Lebar bahu jalan,
    Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    Konsistensi kecepatan rancang (design speed
    3.AKJ PADA TAHAP DETAILED DESIGN
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    Jarak pandang,
    Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    APILL
    Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi:
    Perlu tidaknya APILL dipasang,
    Waktu siklus, waktu hijau, waktu antar hijau (kuning dan all red ), fase dan pentahapan pergerakan (staging), waktu hijau untuk pejalan kaki, untuk berbagai situasi (sibuk dan bukan sibuk),
    Pembagian lajur disesuaikan dengan stage APILL,
    Garis henti,
    Ukuran dan ketajaman APILL.
    Marka dan Rambu:
    Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
    Ukuran rambu dan ukuran huruf terutama untuk informasi arah,
    Jenis/tipe marka yang diperlukan dan lokasinya.
    Penerangan Jalan
    4.AKJ PADA TAHAP KONSTRUKSI DAN PRA-OPERASI
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    jarak pandang
    perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails
    Layout Jalan
    Pembagian lajur, pemasangan median,
    Rambu dan Marka
    Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    5.AKJ PADA TAHAP OPERASI (AKJ UNTUK JALAN YANG SUDAH ADA)
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  30. Izin pak, Taruni madya
    NAMA: YULIANA MARIA SK FONO
    NOTAR: 18.01.0506
    KELAS: MKTJ A
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
     menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
     mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    -Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    -Tikungan dikaitkan dengan standar,
    -Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    -Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    -Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    -Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang


    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    -Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    -Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    -Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.


    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  31. Nama : Shaula Fidilia
    Kelas : MKTJ A MADYA
    Notar : 18.01.0503
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  32. izin menjawab

    Nama : Aldian Wisnugroho
    Notar : 18.01.0511
    Kelas : MKTJ/ B semester 5

    1.
    - Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    - Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  33. Nama : WINDA ASSYFATULLATIFAH
    Notar : 18.01.0537
    Kelas : MKTJ B
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan

    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  34. Nama : FAJAR ALI YAFI
    Notar : 18.01.0523
    Kelas : MKTJ B MADYA

    Izin menjawab
    1. Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
    D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap basic design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap detailed design
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap pra-operasi
    Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya

    5. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  35. Nama : Septi Melliana Sari
    Notar : 18.01.0535
    Kelas : MKTJ B Semester V

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    Tahap 1
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  36. Izin pak, Izin menjawab
    Nama : Didit Prasojo
    Notar : 18.01.0519
    Kelas : MKTJ B Semester 5

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    -Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    -Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
    -Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
    -Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    -Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan


    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    -Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
    • Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal

    -Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
    1) Tampang Melintang Jalan
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
    • Lebar bahu jalan
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
    • Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
    • Tikungan dikaitkan dengan standar
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
    • Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
    3) Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    4) Pengendalian Akses dan Parkir
    • Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
    • Akses alternatif,
    • Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
    • Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.

    -Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design
    a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
    b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
    1) Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah :
    • Konsistensi (terkait dengan design speed )
    • Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
    • Jarak pandang
    • Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
    • Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    • Tampang melintang jalan
    2) Perancangan Simpang
    • Jarak pandang
    • Pulau lalulintas ,
    • Kerb,
    • Fasilitas pejalan kaki,
    • APILL, rambu dan lampu penerangan,
    • Parkir dan tempat henti,
    • Jalan akses.

    -Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya

    -Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    • Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  37. Nama : Rayhan Rachman
    Notar : 18.01.0532
    Kelas : MKTJ B Madya

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan!
    a. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    b. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
    A. Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    B. Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    C. Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    D. Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    E. Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  38. Izin menjawab
    Nama : Normalita Tri Widyastuti
    Notar: 18.01.0530
    Kelas : MKTJ B Madya
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
    • Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    Tahap 1 AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    – Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
    – Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal

    Tahap 2 AKJ/RSA pada Basic Design
    1) Tampang Melintang Jalan
    – Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
    – Lebar bahu jalan
    – Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
    – Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
    – Tikungan dikaitkan dengan standar
    – Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
    – Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
    3) Pertemuan Jalan
    – Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    – Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    4) Pengendalian Akses dan Parkir
    – Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas
    – Akses alternative
    – Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki)
    – Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan

    Tahap 3 AKJ/RSA pada Detailed Design

    a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
    b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
    1) Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah :
    • Konsistensi (terkait dengan design speed )
    • Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
    • Jarak pandang
    • Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
    • Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    • Tampang melintang jalan
    2) Perancangan Simpang
    • Jarak pandang
    • Pulau lalulintas ,
    • Kerb,
    • Fasilitas pejalan kaki,
    • APILL, rambu dan lampu penerangan,
    • Parkir dan tempat henti,
    • Jalan akses.

    Tahap 4 AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan

    • Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya

    Tahap 5 AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    • Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  39. Nama : RIZKA AMANDA CHOIRANI
    Notar : 18.01.0533
    Kelas : MKTJ B
    SEMESTER 5

    1.
    Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
    - Tahap I
    AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
    - Tahap II
    AKJ pada tahap basic Design
    - Tahap III
    AKJ pada tahap Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
    - Tahap V
    AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)

    2.
    Tahap 1
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  40. Nama : Tina Andika
    Notar : 18.01.0536
    Kelas : MKTJ B MADYA
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  41. Nama : Ahmad Alfan Al Qodhrie
    Notar : 18.01.0510
    Kelas : MKTJ B MADYA

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan ?
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    - Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan,
    - Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design,
    - Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design,
    - Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan,
    - Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas..

    ReplyDelete
  42. Izin pak, izin menjawab

    Nama : Achmad Ramadanni Udo Lintang Lemeran
    Notar : 18.01.0508
    Kelas : MKTJ B Madya

    1.
    - Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    - Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  43. Nama : Brilian Brega Pradana
    Notar : 18.01.0517
    Kelas : MKTJ B MADYA
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  44. Mohon izin pak,
    Nama : Nabila Alfiyatuz Zakiya
    Notar : 18.01.0529
    Kelas : MKTJ B
    Mohon izin menjawab

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I = AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II = AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III = AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV = AKJ/RSA pada Pra - Operasi (Pre - Opening) Jalan
    Tahap V = AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    a. Tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
    tujuan utamanya :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap Basic Design
    - tampang melintang jalan : Lebar jalan termasuk pelebaran tikungan, lebar bahu jalan, pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
    - alinyemen horizontal dan vertikal : konsistensi kecepatan rancang (design speed), tikungan dikaitkan dengan standar, gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusu suntuk kendaraan berat, kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal

    c. Tahap Detailed Design
    - aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design
    - audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
    Perancangan geometri jalan yang diaudit adalah :
    - konsitensi (terkait dengan design speed)
    - jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - jarak pandang
    - kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
    - gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - tampang melintang jalan

    d. Tahap Konstruksi dan Pra - Operasi
    Melihat "calon" jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    e. Tahap operasi jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  45. Nama : Fahmi Nur Halim
    Notar : 18.01.0522
    Kelas : MKTJ B MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan


    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    awab :
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    + Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    +Lebar bahu jalan,
    + Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median - Alinyemen Horisontal dan Vertikal ,Konsistensi kecepatan rancang (design speed), Tikungan dikaitkan dengan standar, Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  46. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan?
    Jawab:
    Tahap 1
    AKJ/RSA pada perencanaan jalan
    Tahap 2
    AKJ/RSA pada basic design
    Tahap 3
    AKJ/RSA pada detailed design
    Tahap 4
    AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
    Tahap 5
    AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
    Jawab:
    TAHAP 1(TAHAP STUDI KELAYAKAN)
    Tujuan utama perencanaan
    menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    TAHAP 2 (AKJ/RSA pada basic design)
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    Tampang Melintang Jalan
    Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    Lebar bahu jalan,
    Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    Tikungan dikaitkan dengan standar,
    Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.



    TAHAP 3 AKJ/RSA pada detailed design
    Perancangan Geometri Jalan Yang diaudit adalah:
    Konsistensi (terkait dengan design speed ), Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    Jarak pandang, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien Tampang melintang jalan
    TAHAP 4 AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
    Pembagian lajur,
    Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    Pemasang lampu penerang,
    Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya
    TAHAP 5 AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  47. Nama : Adi Setya Wibowo
    Kelas : MKTJ B madya
    Notar : 18.01.0509

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.

    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.


    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  48. Izin pak
    izin menjawab
    Nama : Alpha Griselda Huberta
    Notar : 18.01.0513
    Kelas : MKTJ B madya

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    1. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    2. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    3. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    4. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan

    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    A. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    B. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    C. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    D. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  49. Nama:Deta Athifah Ramadhani
    kelas:MKTJ B
    Notar:18.01.0518

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  50. Nama : Itsna Nurunnisa
    Kelas. : MKTJ B
    Notar : 18.01.0525
    Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan?
    Jawab:
    Tahap 1
    AKJ/RSA pada perencanaan jalan
    Tahap 2
    AKJ/RSA pada basic design
    Tahap 3
    AKJ/RSA pada detailed design
    Tahap 4
    AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
    Tahap 5
    AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan?
    Jawab:
    TAHAP 1(TAHAP STUDI KELAYAKAN)
    Tujuan utama perencanaan
    menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    TAHAP 2 (AKJ/RSA pada basic design)
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    Tampang Melintang Jalan
    Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    Lebar bahu jalan,
    Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    Tikungan dikaitkan dengan standar,
    Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.



    TAHAP 3 AKJ/RSA pada detailed design
    Perancangan Geometri Jalan Yang diaudit adalah:
    Konsistensi (terkait dengan design speed ), Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    Jarak pandang, Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien Tampang melintang jalan
    TAHAP 4 AKJ/RSA pada pra- operasi (pre-opening) jalan
    Pembagian lajur,
    Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    Pemasang lampu penerang,
    Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya
    TAHAP 5 AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  51. nama : Pradana Paradita
    notar : 18.01.0531
    kelas : MKTJ B

    1. TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.TAHAPAN KGIATAN AUDIT KESELAMATAN JALAN
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  52. Arifah Ramadani
    18.01.0515
    MKTJ B Semester 5
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
    • Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    – Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
    – Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    • Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    1) Tampang Melintang Jalan
    – Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
    – Lebar bahu jalan
    – Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    2) Alinyemen Horizontal dan Vertikal
    – Konsistensi kecepatan ranvang (design speed)
    – Tikungan dikaitkan dengan standar
    – Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
    – Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
    3) Pertemuan Jalan
    – Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    – Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    4) Pengendalian Akses dan Parkir
    – Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas
    – Akses alternative
    – Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki)
    – Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan
    • Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    a. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
    b. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci
    1) Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah :
    • Konsistensi (terkait dengan design speed )
    • Jenis tikungan (missal S-C-S) dan standarnya
    • Jarak pandang
    • Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertical
    • Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    • Tampang melintang jalan
    2) Perancangan Simpang
    • Jarak pandang
    • Pulau lalulintas ,
    • Kerb,
    • Fasilitas pejalan kaki,
    • APILL, rambu dan lampu penerangan,
    • Parkir dan tempat henti,
    • Jalan akses.
    • Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Melihat “Calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna jalan nantinya
    • Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    • Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  53. Nama : Eliza Yanuar Laeli N
    kelas : MKTJ B semester 5
    notar : 18.01.0521

    1. tahapan audit keselamatan jalan
    Menurut Departemen Pekerjaan Umum tentang audit keselamatan jalan tahun 2005 dijelaskan bahwa Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    a. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    b. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    c. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    d. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
    A. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    B. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    C. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    D. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  54. Nama : Aulya Istigfarin
    Notar : 18.01.0516
    Kelas : MKTJ B

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan

    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;

    ReplyDelete
  55. Nama : Galih Abimanyu
    Notar : 18.01.0524
    Kelas : MKTJ B Madya

    1. Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tahap – tahap diatas :
    A. Tahap Perencanaan Jalan
    1. Tujuan Perencanaan
    • Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    • Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    2. Jaringan Jalan
    • Rencana penggunaan lahan.
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan, hirarki jalan untuk memisahkan fungsi akses dan fungsi pergerakan
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas.
    • Titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.
    3. Geometri Jalan
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horizontal dan vertical
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu.
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
    4. Fasilitas utuk semua kelompok pengguna
    • Angkutan barang, angkutan umum dan angkutan kendaraan pribadi
    • Lalulintas cepat, dan lalulintas lambat
    • Kedaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, dan pejalan kaki

    B. Tahap Basic Design
    • Aspek – aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini :
     Tampang melintang jalan
     Alinyemen Horizontal dan Vertikal
     Pertemuan jalan
     Pengendalian akses dan parker

    C. Tahap Detailed Design
    • Yang dilakukan pada tahap ini adalah :
     Perancangan geometri jalan
     Perancangan simpang
     Pengesatan APILL
     Marka dan rambu
     PJU
     Fasilitas Pelengkap ( clear zone, guardrail, dan taman)
     Fasilitas pejalan kaki, sepeda motor dan kendaraan lambat

    D. Pada tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
    • Alinyemen Horizontan, vertikal dan tampang melintang jalan
    • Layout jalan (pembagian jalur, pelebaran tikungan, pembuatan saluran drainase)
    • Pemasanfan rambu dan marka jalan
    • Pemasangan fasilitas pelengkap jalan untuk keselamatan lalulintas
    • Manajemen Lalulintas

    E. Tahap Operasi Jalan (Audit pada jalan yang sudah ada)
    • Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  56. izin pak, izin menjawab, taruna madya :
    Nama :M Rifa Badiurrohman
    Notar : 18.01.0528
    Kelas :MKTJ B semester 5

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    terdapat 5 tahapan dalam Audit Keselamatan Jalan yaitu :
    a. Audit Tahap I : Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
    b. Audit Tahap II : Basic Design
    c. Audit Tahap III : Detailed Design
    d. Audit Tahap IV : Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    e. Audit Tahap V : Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    a. Audit Tahap I : Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Audit Tahap II : Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    i. Tampang Melintang Jalan
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median

    ii. Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    c. Audit Tahap III : Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

    d. Audit Tahap IV : Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    e. Audit Tahap V : Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  57. Nama : Dwi Iftina Pratiwi
    Notar : 18.01.0520
    Kelas : MKTJ B Madya

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    • Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    • Pertemuan Jalan
    - Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    - Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.

    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  58. Taruna Madya MEI RANDA LUCKY NUGRAHA / 18.01.0526
    Kelas MKTJ B MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    a. Audit Tahap I Perencanaan Jalan (Tahap Studi Kelayakan)
    b. Audit Tahap II Basic Design
    c. Audit Tahap III Detailed Design
    d. Audit Tahap IV Pra Operasi (pre-opening) Jalan
    e. Audit Tahap V Operasi Jalan , tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    Tahap I Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
    tujuan utamanya :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    Tahap II Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa jalan. Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - tampang melintang jalan : Lebar jalan termasuk pelebaran tikungan, lebar bahu jalan, pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median
    - alinyemen horizontal dan vertikal : konsistensi kecepatan rancang (design speed), tikungan dikaitkan dengan standar, gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusu suntuk kendaraan berat, kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal

    Tahap III Detailed Design
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain. Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan geometri jalan yang diaudit adalah :
    - konsitensi (terkait dengan design speed)
    - jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - jarak pandang
    - kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
    - gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - tampang melintang jalan

    Tahap IV Konstruksi dan Pra - Operasi
    Melihat "calon" jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap V operasi jalan (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas. Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  59. Nama : Sekar Kinanti
    Kelas : MKTJ B Madya
    Notar : 18.01.0534

    Kuliah 2
    Audit Keselamatan Jalan

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    a. AKJ pada Tahap Perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan
    • Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
    • Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    b. AKJ pada Tahap Basic Design
    • Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
     Tampang Melintang Jalan
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
    - Lebar bahu jalan
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalu lintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
     Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
    - Tikungan dikaitkan dengan standar
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
    - Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertical
    c. AKJ pada Tahap Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci

    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah
    - Konsistensi (terkait dengan design speed)
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang
    - Kombinasi antara alinyemen horisintal dan alinyemen vertical
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan
    d. AKJ pada Tahap Konstruksi dan Pra-Operasi
    • Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    e. AKJ pada Tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    • Audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  60. NAMA : ARIELA KHALIF MAULIDANI
    NOTAR : 18.01.0514
    KELAS : MKTJ B MADYA / SEMESTER V
    AUDIT KESELAMATAN JALAN – TAHAPAN AUDIT KESELAMATAN JALAN
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    1. Audit Keselamatan Jalan tahap perencanaan (Tahap Studi Kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan
    • Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek tekik, ekonomi dan lingkungan.
    • Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya parubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    2. Audit Keselamatan Jalan pada tahap basic design
    Aspek – aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini :
     Tampang melintang jalan
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan.
    • Lebar bahu jalan.
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat dijalan yang menanjak, pemisah untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
     Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    • Konsisensi kecepatan rancang (design speed)
    • Tikungan dikaitkan dengan standar.
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat.
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Audit Keselamatan Jalan pada tahap detailed design.
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap basic design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan :
    • Yang di Audit adalah
    - Konsistensi (terkait dengan design speed)
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standartnya.
    - Jarak pandang.
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal.
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien.
    - Tampang melintang jalan.
    4. Audit Keselamatan Jalan pada tahap kontruksi dan pra-operasi.
    • Melihat ‘calon’ jalan secara 3 (Tiga) dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya.
    5. Audit Keselamatan Jalan pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    • Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan jadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  61. Nama : YUSRIL BACHTIAR
    Notar : 18.01.0592
    Kelas : MKTJ D Madya

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  62. Izin pak,Izin mengumpulkan TUGAS
    Nama : Ricky Rizqullah
    Notar : 18.01.0588
    Kelas : MKTJ D
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II :AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III :AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    2. 2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.
    Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    • Gambar yang lebih rinci daripada saat tahap studi kelayakan
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    • Pertemuan Jalan
    • Pengendalian Akses dan Parkir
    Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Perancangan Simpang
    • APILL
    • Penerangan Jalan
    • Fasilitas Pelengkap
    • Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    • Layout Jalan
    a) Pembagian lajur, pemasangan median,
    b) Pelebaran tikungan,
    c) Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    d) Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    e) Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    a) Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    b) Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    a) Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    b) Clean zone,
    c) Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    a) Pembagian lajur,
    b) Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    c) Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    d) Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    e) Pemasang lampu penerang,
    f) Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    • Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  63. MUHAMMAD ABDU RAFI ARIF
    18.01.0581
    MKTJ D MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
    • Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    • Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    • Pertemuan Jalan
    - Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    - Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.

    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  64. NAMA : Wahyu Msutika Aji
    NOTAR : 18.01.0591
    KELAS : MKTJ D MADYA

    Izin menjawab
    1. Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
    D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap basic design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap detailed design
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap pra-operasi
    Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya

    5. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  65. Nama : DYAH AIDILLA
    Notar : 18.01.0575
    Kelas : MKTJ D MADYA

    Izin menjawab
    1. Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit keselamatan jalan ada 5 tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap basic desain (basic engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail design (detailed engineering design stage)
    D. Audit pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    E. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap basic design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap detailed design
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap pra-operasi
    Audit pada tahap ini dilakukan dengan melihat “calon” jalan secara 3D dengan sekala 1:1 seperti yang akan dilihat pengguna lainnya

    5. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  66. MUHAMMAD AZHAR FIRDAUS
    MKTJ D
    18.01.0584
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:

     Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.

     Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    – Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    – Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    – Jarak pandang,
    – Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    – Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    – Tampang melintang jalan

    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  67. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  68. Izin pak
    Nama : Achmad musafa
    Notar : 18.01.0483
    Kelas : MKTJ D

    1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
    - Tahap I
    AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
    - Tahap II
    AKJ pada tahap basic Design
    - Tahap III
    AKJ pada tahap Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
    - Tahap V
    AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
    2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


    REPLY

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izin pak
      Nama : Achmad musafa
      Notar : 18.01.0569
      Kelas : MKTJ D

      1. Ada 5 Tahapan Audit Keselamatan Jalan
      - Tahap I
      AKJ Pada tahap perencanaan (Tahap studi kelayakan
      - Tahap II
      AKJ pada tahap basic Design
      - Tahap III
      AKJ pada tahap Detailed Design
      - Tahap IV
      AKJ pada tahap kontruksi dan Pra-Operasi
      - Tahap V
      AKJ pada tahap Operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada)
      2. Kegiatan yang di lakukan pada tiap tiap tahap
      Tahap I
      AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
      Tujuan utama perencanaan :
      - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
      teknik, ekonomi, dan lingkungan.
      - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
      mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
      dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

      Tahap 2
      AKJ/RSA pada Basic Design
      - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
      seperti di bawah ini:
      - Tampang Melintang Jalan :
      - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
      - Lebar bahu jalan,
      - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
      lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
      pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
      lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
      - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
      - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
      - Tikungan dikaitkan dengan standar,
      - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
      lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
      - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

      Tahap 3
      AKJ/RSA pada Detailed Design
      - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
      Basic Design.
      - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
      Perancangan Geometri Jalan
      Yang diaudit adalah:
      - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
      - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
      - Jarak pandang,
      - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
      - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
      - Tampang melintang jalan

      Tahap 4
      AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
      - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
      akan dilihat oleh pengguna nantinya

      Tahap 5
      AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
      - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
      gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.


      REPLY

      Delete
  69. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  70. Nama : Dimas Ade Yustisio
    Notar : 18.01.0574
    Kelas : MKTJ D MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  71. Parma Sita Dwi Arinata
    MKTJ D Madya/18.01.0586

    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    • Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    • Pertemuan Jalan
    - Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    - Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.

    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  72. Nama : Siti Nurjannah
    Notar : 18.01.0590
    Kelas : MKTJ D

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    a. Tahap 1 :AKJ/RSA pada perencanaan jalan
    b. Tahap 2 : AKJ/RSA pada basic Design
    c. Tahap 3 : AKJ/RSA pada detailed design
    d. Tahap 4 : AKJ/RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
    e. Tahap 5 : AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    a. AKJ pada tahap perencanaan ( tahap studi kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan :
    1. Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik,ekonomi, dan lingkungan
    2. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    b. AKJ pada tahap basic design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini:
    1. Tampang melintang jalan
     Lebar jalan,termasuk pelebaran tikungan
     Lebar bahu jalan
     Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk agkutan berat dijalan yang menanjak,pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat,lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    2. Alinyemen horisontal dan vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
     Tikungan dikaitkan dengan standar
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat)
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal)
    c. AKJ pada tahap detailed design
    1. Aspek yang ditinjau hampir sama yang ditinjau pada tahap basic design
    2. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

    Perancangan geometrik jalan
     Konsistensi(terkait dengan design speed)
     Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
     Jarak pandang
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
     Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
     Tampang melintang jalan
    d. AKJ pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi,dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    e. AKJ pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada
    Audit dilakukan saat lalu lontas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  73. Nama : Ahmad Zul Afafa
    Notar : 18.01.0571
    Kelas :MKTJ D Madya


    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  74. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  75. M. RASYID HELMI P
    18.01.0585
    MKTJ D MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    • Tahap I AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan (tahap studi kelayakan)
    • Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    • Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    • Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    • Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    • Pertemuan Jalan
    - Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    - Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.

    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  76. Nama : FAWWAZ NUR MUHAMAD
    Notar : 18.01.0578
    Kelas : MKTJ D MADYA

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan ?
    Tahapan audit keselamatan j alan :
    - Tahap I : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan,
    - Tahap II : AKJ/RSA pada Basic Design,
    - Tahap III : AKJ/RSA pada Detailed Design,
    - Tahap IV : AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan,
    - Tahap V : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas..

    ReplyDelete
  77. Nama : Ainul Fakhri
    Notar : 18.01.0538
    Kelas : MKTJ-C Madya

    Izin menjawab

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!

    - Tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan.
    - Tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design.
    - Tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design.
    - Tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan.
    - Tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan.

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Jaringan Jalan
    * Rencana penggunaan lahan,
    * Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    * Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,

    Geometri Jalan
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,

    Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi.

    Pemilihan Berbagai Alternatif
    Ditentukan dari:
    1. Aspek keselamatan
    2. Aspek teknik,
    3. Aspek ekonomi,
    4. Aspek lingkungan.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Pengendalian Akses dan Parkir
    *Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.

    Pertemuan Jalan
    * Jenis pengendalian simpang yang dipilih.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Perancangan Simpang
    – Jarak pandang
    – Pulau lalulintas ,
    – Kerb,
    – Fasilitas pejalan kaki.

    APILL
    Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi: Perlu tidaknya APILL dipasang.

    Marka dan Rambu:
    – Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
    Penerangan Jalan
    – Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).

    Fasilitas Pelengkap
    – Clear zone,
    – Guardrails.

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan

    * jarak pandang.
    Layout Jalan
    * Pembagian lajur, pemasangan median.
    * Rambu dan Marka
    * Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
    * Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    * Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
    * Manajemen Lalulintas
    * Pembagian lajur.

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  78. Nama : Tasya Riskiani J
    Notar : 18.01.0566
    Kelas : MKTJ C
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan



    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan

    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  79. Nama : Farkhan Khoirul Anam
    Kelas : MKTJ – C MADYA
    Notar : 18.01.0547

    izin pak, izin menjawab
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    audit Keselamatan Jalan pada tahap
    - Perencanaan, yaitu dengan tujuan untuk menjamin jalan yang yang akan dibangun layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin.
    - Basic Design, yaitu meninjau pada aspek penampang melintang jalan dan alinyemen horisontal dan vertikal.
    - Detailed design, yaitu sama dengan aspek pada tinjauan basic design, hanya saja pada tahap ini lebih rinci karena gambar yang tersedia lebih rinci.
    - Konstruksi dan pra operasi, yaitu melihat calon jalan dalam 3 dimensi dengan skala 1:1 seperti yang dilihat oleh pengguna lainnya.
    - Operasi(AKJ untuk jalan yang sudah ada), yaitu audit dilakukan saat lalu lintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan lebih jelas.


    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    1) Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2) Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3) Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4) Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    5) Audit pada Tahap Operasi Jalan, Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  80. Nama : M. Samsul Arifin
    Notar : 18.01.0557
    Kelas : MKTJ C

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    - Tahap 1 : AKJ / RSA pada perencanaan jalan.
    - Tahap 2 : AKJ / RSA pada basic design.
    - Tahap 3 : AKJ / RSA pada detailed design.
    - Tahap 4 : AKJ / RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan.
    - Tahap 5 : AKJ / RSA pada tahap operasi jalan.

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    Jaringan Jalan
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas,
    Geometri Jalan
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi.

    Pemilihan Berbagai Alternatif
    Ditentukan dari:
    1. Aspek keselamatan
    2. Aspek teknik,
    3. Aspek ekonomi,
    4. Aspek lingkungan.
    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    Pengendalian Akses dan Parkir
    *Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas.
    Pertemuan Jalan
    * Jenis pengendalian simpang yang dipilih.


    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan
    Perancangan Simpang
    – Jarak pandang
    – Pulau lalulintas ,
    – Kerb,
    – Fasilitas pejalan kaki.
    APILL
    Pada tahap ini pengesatan APILL diaudit dengan rinci dan meliputi: Perlu tidaknya APILL dipasang.
    Marka dan Rambu:
    – Jenis/tipe rambu yang diperlukan dan lokasinya,
    Penerangan Jalan
    – Apakah simpang cukup terang (dikaitkan dengan standar).
    Fasilitas Pelengkap
    – Clear zone,
    – Guardrails.
    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    * jarak pandang.
    Layout Jalan
    * Pembagian lajur, pemasangan median.
    * Rambu dan Marka
    * Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang.
    * Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    * Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails).
    * Manajemen Lalulintas
    * Pembagian lajur.
    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  81. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  82. Nama : Yolanda Susanto
    Notar : 18.01.0567
    Kelas : MKTJ C MADYA

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawaban : Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawaban :Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    a. Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    b. Lebar bahu jalan,
    c. Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    a. Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    b. Tikungan dikaitkan dengan standar,
    c. Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    d. Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  83. Nama : Tania Olivia Margaretta Pakpahan
    Notar : 18.01.0565
    Kelas : MKTJ C
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawaban :
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan Audit keselamatan jalan pada awalnya dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    a. Pada tahap pra rencana (pre design stage),
    b. Pada tahap draft desain (draft engineering design stage),
    c. Pada tahap detail desain (detailed engineering design stage), dan
    d. Pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroperasi secara penuh (operational road stage).
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawaban :
    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb
    2. Audit pada tahap basic design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    3. Audit pada tahap detailed design
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    4. Audit pada tahap pra-operasi
    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    5. Audit pada tahap operasional jalan
    Audit pada tahap operasional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  84. Nama : Ika Milenia Septyaningrum
    Notar : 18.01.0551
    Kelas : MKTJ C
    Audit Keselamatan Jalan
    1. Audit keselamatan jalan pada awalnya dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    a) Pada tahap pra rencana (pre design stage),
    b) Pada tahap draft desain (draft engineering design stage),
    c) Pada tahap detail desain (detailed engineering design stage), dan
    d) Pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroperasi secara penuh (operational road stage).
    2. Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas
    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb.
    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.
    4. Audit pada tahap operasional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a. konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas;
    f. karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. pengaruh perambuan, marka, dan lansekap terhadap lalu-lintas;
    h. kondisi permukaan jalan, dan;
    i. kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  85. Nama : Nurul Arifina
    Notar : 18.01.0558
    Kelas : MKTJ C MADYA

    Izin menjawab,

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a. Pemilihan route jalan;
    b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e. Perencanaan alinyemen jalan;
    f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a. Geometri dari alinyemen jalan;
    b. Lay-out jalan dan persimpangan;
    c. Jarak pandang;
    d. Ruang bebas samping;
    e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f. Fasilitas penyeberangan, dan;
    g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan

    ReplyDelete
  86. Nama : Desi shalini novalia
    Notar : 18.01.0542
    Kelas : MKTJ C MADYA

    Izin menjawab,

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a. Pemilihan route jalan;
    b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e. Perencanaan alinyemen jalan;
    f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a. Geometri dari alinyemen jalan;
    b. Lay-out jalan dan persimpangan;
    c. Jarak pandang;
    d. Ruang bebas samping;
    e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f. Fasilitas penyeberangan, dan;
    g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan

    ReplyDelete
  87. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  88. Nama: Chumaerotun Nisa Tasid
    Notar: 18.01.0541
    Kelas: MKTJ C

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a. Pemilihan route jalan;
    b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e. Perencanaan alinyemen jalan;
    f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a. Geometri dari alinyemen jalan;
    b. Lay-out jalan dan persimpangan;
    c. Jarak pandang;
    d. Ruang bebas samping;
    e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f. Fasilitas penyeberangan, dan;
    g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan

    ReplyDelete
  89. Izin pak,
    Nama taruna: Galang Guntur R
    Notar: 18.01.0548
    Kelas : MKTJ-C Semester 5
    izin menjawab:

    1. Mengacu pada Instruksi Dirjen. Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
    Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga diperbaiki dan dilengkapi menjadi
    6(enam) tahapan yaitu:
    1. Tahap Perencanaan (pre design stage)
    2. Tahap Desain Awal (draft engineering design stage)
    3. Tahap Detail Desain (detailed engineering design stage)
    4. Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
    5. Tahap Pra Pembukaan (pre road opening stage)
    6. Audit dari jalan yang Ada (operational road stage)

    2. •Tahapan Perencanaan (pre-design stage)
    Dengan memberikan masukan keselamatan khusus pada tahapperencanaan (pre design/
    Feasibility Study) dari sebuah jaringan jalanmaka audit keselamatan jalan dapat
    mempengaruhi masalah dasar seperti pemilihan rute, standar jalan, dampaknya terhadap
    keselamatan dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan
    atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).

    • Tahapan Desain Awal (draft engineering design stage)
    Pelaksanaan pemeriksaan pada desain awal jalan (draft engineering design stage) yang sudah
    selesai, sebuah audit akan memeriksa masalah khas geometrik jalan termasuk alinyemen
    horizontal dan vertikal, tata letak/ lay out simpang empat, persimpangan dan bangunan
    pelengkap jalan serta fasilitasi bagi pedestrian.

    • Tahapan Detail Design (Detail engineering detail stage)
    Audit tahap detail desain dilakukan saat dalam penyelesaian detail desain jalan namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Pertimbangan yang khas mencakup tata letak geometrik, kebutuhan dan jenis marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak pada obyek sisi jalan (rintangan/ frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan. Perhatian terhadap detail dalam tahap desain ini dapat mengurangi banyak biaya dan gangguan terkait dengan perubahan di saat terakhir yang bila tidak dilakukan dapat mempengaruhi sebuah audit pra pembukaan.

    • Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
    Audit tahap pekerjaan jalan (tahap konstruksi) adalah mencakup pemeriksaan keselamatan dari rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi proyek jalan sejak pekerjaan dimulai, dan audit ini memeriksa keselamatan pengguna jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Titik berat pemeriksaan adalah rambu/ marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki, dan apresiasi pengemudi terhadap jalur yang benar pada/ di lokasi pekerjaan konstruksi.

    • Tahap Pra Pembukaan
    Audit keselamatan jalan tahap pra pembukaan merupakan audit pemeriksaan rinci proyek jalan yang baru selesai sebelum pembukaan untuk dioperasikan sebagai jalan umum. Tim audit melaksanakan pemeriksanaan menggunakan kendaraan, sepeda motor dan berjalan kaki untuk menjamin bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah terpenuhi/ tersedia. Inspeksi yang juga perlu dilakukan pada malam hari karena sangat penting untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah pada kondisi malam hari yang kurang pencahayaan.

    • Audit dari jalan yang Ada/ sudah beroperasi
    Audit keselamatan jalan untuk jalan yang sudah beroperasi/ jalan eksisting, disebut sebagai Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk menjamin bahwa ciri-ciri keselamatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, dan untuk mengidentifikasi ciri-ciri apapun yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu untuk sebuah masalah keselamatan (misalnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang, genangan air yang membahayakan pengendara).

    ReplyDelete
  90. Nama : Farih Amril Haq
    Notar : 18.01.0546
    Kelas : MKTJ C Madya
    Semester : 5

    TUGAS 2 Audit Keselamatan Jalan
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    1) Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    2) Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    3) Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    4) Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    5) Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    1) Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    2) Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3) Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan
    4) Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya
    5) Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  91. Nama : Muhammad Attalarik
    Notar : 18.01.0555
    Kelas : MKTJ C Madya

    Izin menjawab,
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan
    • Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.
    • Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.
    • Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.
    • Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan

    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    • Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete
  92. Nama : Satya Dharma Wicaksono
    Notar : 18.01.0564
    Kelas : MKTJ C

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    3. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan

    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a) pemilihan route jalan;
    b) perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c) perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d) perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e) perencanaan alinyemen jalan;
    f) antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a) konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b) konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c) konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d) pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e) pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f) karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g) pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h) kondisi permukaan jalan, dan;
    i) kondisi penerangan jalan, dsb.

    ReplyDelete
  93. nama : Irvan Adiatama S
    No.tar : 18.01.0552
    Kelas : MTKJ C

    izin menjawab
    1.sebutkan tahap dalam audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan , yaitu :
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. sebutkan kegiatan yang dilakukan pada tahap tahap tersebut ?
    untuk tahap 1 yaitu tahap pra rencana kegiatan yang di lakukan
    a. pemilohan rute
    b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e. Perencanaan alinyemen jalan;
    f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan

    untuk tahap 2 yaitu tahap draft design kegiatan yang di lakukan
    a. Geometri dari alinyemen jalan
    b. Lay-out jalan dan persimpangan
    c. Jarak pandang
    d. Ruang bebas samping
    e. Jaringan pejalan kaki / sepeda
    f. Fasilitas penyeberangan, dan
    g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.yaitu

    untuk tahap 3 yaitu detailed design , kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa
    Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    tahap 4 adalah Audit pada tahap operaional jalan , kegiatan yang dilakukan adalah
    a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan

    tahap 5 adalah tahap operasi jalan , kegiatan yang dilakukan adalah
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.



    ReplyDelete
  94. Izin menjawab
    Nama : Prio Setia Budi
    Notar : 18.01.0560
    Kelas : MKTJ-C
    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!
    Jawab :
    a. Tahap 1 :AKJ/RSA pada perencanaan jalan
    b. Tahap 2 : AKJ/RSA pada basic Design
    c. Tahap 3 : AKJ/RSA pada detailed design
    d. Tahap 4 : AKJ/RSA pada pra-operasi (pre-opening) jalan
    e. Tahap 5 : AKJ/RSA pada tahap operasi jalan
    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?
    Jawab :
    a. AKJ pada tahap perencanaan ( tahap studi kelayakan)
    Tujuan utama perencanaan :
    1. Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik,ekonomi, dan lingkungan
    2. Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    b. AKJ pada tahap basic design
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap basic design adalah seperti dibawah ini:
    1. Tampang melintang jalan
     Lebar jalan,termasuk pelebaran tikungan
     Lebar bahu jalan
     Pembagian dan konsistensi lajur lalu lintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk agkutan berat dijalan yang menanjak,pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat,lajur khusus untuk lalu lintas yang membelok, dan penyediaan median.
    2. Alinyemen horisontal dan vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
     Tikungan dikaitkan dengan standar
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat)
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal)
    c. AKJ pada tahap detailed design
    1. Aspek yang ditinjau hampir sama yang ditinjau pada tahap basic design
    2. Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.

    Perancangan geometrik jalan
     Konsistensi(terkait dengan design speed)
     Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
     Jarak pandang
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
     Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
     Tampang melintang jalan
    d. AKJ pada tahap kontruksi dan pra-operasi
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi,dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    e. AKJ pada tahap operasi (AKJ untuk jalan yang sudah ada
    Audit dilakukan saat lalu lontas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  95. NAMA : RIZAL SANJAYA
    NOTAR : 18.01.0563
    KELAS : MKTJ - C

    Izin menjawab

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    • Tahap I = AKJ / RSA pada Perencanaan Jalan
    • Tahap II = AKJ / RSA pada Basic Design
    • Tahap III = AKJ / RSA pada Detailed Design
    • Tahap IV = AKJ / RSA pada Pra – Operasi (Pre – Opening) Jalan
    • Tahap V = AKJ / RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan – tahapan dalam melaksanakan Audit Keselamatan Lalu lintas:

    1. Audit pada tahap pra-rencana
    Audit pada tahap pra-rencana ini merupakan tahap awal suatu pelaksanaan audit dimana menitik beratkan pada tata guna lahan, rencana pengembangan jaringan jalan serta permukiman yang berkembang akibat dari pertumbuhan lalu lintas di sekitarnya.
    Secara umum audit untuk tahap pra-rencana bertujuan untuk memasukkan pertimbangan keselamatan pada:
    a. Pemilihan route jalan;
    b. Perencanaan kelas dan fungsi jalan;
    c. Perencanaan tata guna lahan di sekitar jalan;
    d. Perencanaan akses dan pemilihan desain persimpangan;
    e. Perencanaan alinyemen jalan;
    f. Antisipasi pertumbuhan aktivitas di sepanjang jalan, dsb

    2. Audit pada tahap draft desain
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a. Geometri dari alinyemen jalan;
    b. Lay-out jalan dan persimpangan;
    c. Jarak pandang;
    d. Ruang bebas samping;
    e. Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f. Fasilitas penyeberangan, dan;
    g. Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    3. Audit pada tahap datai desain
    Audit pada tahap datai desain merupakan tahap lanjutan dari tahap draft desain yang menitikberatkan pada detail desain atau penyempurnaan desain dari tahap audit rencana desain dan brtujuan untuk memeriksa detail desain.

    4. Audit pada tahap operaional jalan
    Audit pada tahap operaional jalan digunakan pada tahap mulai beroperasinya suatu jalan dan untuk ruas-ruas jalan yang sudah beroperasi. Pada tahapan ini bertujuan untuk memeriksa.
    Audit keselamatan jalan dalam tahap ini bertujuan untuk memeriksa:
    a. Konsistensi penerapan standar geometri jalan secara keseluruhan;
    b. Konsistensi penerapan desain akses/persimpangan;
    c. Konsistensi penerapan marka jalan, penempatan rambu, dan bangunan pelengkap jalan;
    d. Pengaruh desain jalan yang terimplementasi terhadap lalu-lintas (konflik lalu-lintas);
    e. Pengaruh pengembangan tata guna lahan terhadap kondisi lalu-lintas
    f. Karakteristik lalu lintas dan pejalan kaki;
    g. Pengaruh perambuan, marka, dan lan sekap terhadap lalu-lintas;
    h. Kondisi permukaan jalan, dan penerangan jalan

    ReplyDelete
  96. Izin Pak Izin menjawab

    Nama : Pratana Turqi Ramadhan
    Notar : 18.01.0559
    Kelas : MKTJ C MADYA

    1. Sebutkan tahapan audit keselamatan jalan
    Tahapan audit keselamatan jalan :
    Audit dapat dilakukan pada empat tahapan, yaitu :
    A. Audit pada tahap pra rencana (pre design stage)
    B. Audit pada tahap draft desain (draft engineering design stage)
    C. Audit pada tahap detail desain (detailed engineering desaign stage)
    D. Audit pada tahap percobaan beroperasinya jalan atau pada ruas jalan yang telah beroprasi secara penuh (operational road stage)

    2. Kegiatan yang dilakukan pada tiap tiap tahap :
    TAHAP 1 :
    • menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    • mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    TAHAP 2:
    Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah seperti di bawah ini:
    o Tampang Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
     Lebar bahu jalan,
     Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    o Alinyemen Horisontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
     Tikungan dikaitkan dengan standar,
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
     Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    o Pertemuan Jalan
     Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
     Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang (approach sight distance, entering or crossing sight distance, sight distance for pedestrians, safe intersection sight distance, sight distance to queued vehicles).
    o Pengendalian Akses dan Parkir
     Jarak akses ke pertemuan jalan dan jarak antar akses dikaitkan dengan fungsi jalan dan kondisi lalulintas,
     Akses alternatif,
     Penyediaan pagar dll, untuk mengendalikan akses (termasuk bagi pejalan kaki),
     Penyediaan off street parking dan pengendalian parkir di badan jalan.
    TAHAP 3 :
    o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    TAHAP 4 :
    Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang
    o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median,
    o Pelebaran tikungan,
    o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    o Clean zone,
    o Fasilitas penyeberangan.
    Manajemen Lalulintas
    o Pembagian lajur,
    o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    o Pemasang lampu penerang,
    o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.
    TAHAP 5 :
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  97. Izin pak

    Nama : Dita novianasari kaffah
    Notar : 18.01.0545
    Kelas : MKTJ C MADYA

    1.
    - Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    - Tahap II
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Tahap III
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Tahap IV
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Tahap V
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2.
    Tahap I
    AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tujuan utama perencanaan :
    - menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek
    teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    - mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini
    mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus
    dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.

    Tahap 2
    AKJ/RSA pada Basic Design
    - Aspek-aspek yang ditinjau pada AKJ tahap Basic Design adalah
    seperti di bawah ini:
    - Tampang Melintang Jalan :
    - Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    - Lebar bahu jalan,
    - Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan
    lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak,
    pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk
    lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.
    - Alinyemen Horisontal dan Vertikal
    - Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    - Tikungan dikaitkan dengan standar,
    - Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta
    lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.

    Tahap 3
    AKJ/RSA pada Detailed Design
    - Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap
    Basic Design.
    - Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    Perancangan Geometri Jalan
    Yang diaudit adalah:
    - Konsistensi (terkait dengan design speed ),
    - Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
    - Jarak pandang,
    - Kombinasi antara alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
    - Gradien dan panjang bagian jalan yang bergradien
    - Tampang melintang jalan

    Tahap 4
    AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    - Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang
    akan dilihat oleh pengguna nantinya

    Tahap 5
    AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    - Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga
    gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  98. Nama : Rivqy Haydar
    Kelas : MKTJ C MADYA
    Notar : 18.01.0562
    1. Tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan :
    a. Tahap I AKJ/RSA Perencanaan (tahap studi kelayakan)
    a. menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan.
    b. mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal.
    b. Tahap II AKJ/RSA pada Basic Design
    Meninjau aspek-aspek pada AKJ tahap Basic Design seperti di bawah ini:
    1. Tampang Melintang Jalan :
    • Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan,
    • Lebar bahu jalan,
    • Pembagian dan konsistensi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan media.
    2.Alinyemen Horisontal dan Vertikal:
    • Konsistensi kecepatan rancang (design speed),
    • Tikungan dikaitkan dengan standar,
    • Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat,
    • Kombinasi antara alinyemen horisontal dan vertikal.
    3. Pertemuan Jalan
    • Jenis pengendalian simpang yang dipilih,
    • Layout simpang:kapasitas, pembagian lajur, konflik, jarak pandang

    c. Tahap III AKJ/RSA pada Detailed Design
    • Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    • Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci.
    • Meng-audit rancangan geometri jalan,simpang,APILL,marka dan rambu,penerangan jalan,fasilitas pelengkap,serta fasilitas pejalan kaki,sepeda motor dan kendaraan lambat.
    d. Tahap IV AKJ/RSA pada Pra–Operasi (Pre–Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya dengan memperhatikan :
    • Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    – jarak pandang
    – perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
    • Layout Jalan
    – Pembagian lajur, pemasangan median,
    – Pelebaran tikungan,
    – Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    – Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    – Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
    • Rambu dan Marka
    – Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    – Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
    • Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    – Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    – Clean zone,
    – Fasilitas penyeberangan.
    • Manajemen Lalulintas
    – Pembagian lajur,
    – Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    – Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    – Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    – Pemasang lampu penerang,
    – Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    e. Tahap V AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  99. NAMA : GIDEON IRFAN SANJAYA SIMANJUNTAK
    KELAS : MKTJ C MADYA
    NOTAR : 18.01.0549

    1. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)
    Tahap II : Basic Design
    Tahap III : Detailed Design
    Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan
    Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)

    2. Tahap I : Perencanaan Jalan ( Tahap Studi Kelayakan)

    Mengatur Jaringan Jalan :
    • Rencana penggunaan lahan,
    • Hirarki jalan dan kapasitas jalan di jaringan jalan,
    • Perubahan pola arus lalulintas, termasuk yang terpengaruh pengalihan arus lalulintas, lokasi dan jarak pertemuan jalan,titik awal dan akhir proyek beserta rencana manajemen lalulintas di titik-titik tersebut.

    Mengatur Geometri Jalan :
    • Penentuan kelas dan fungsi jalan yang tepat karena ini akan menentukan standar dalam perancangan,
    • Standar untuk alinyemen horisontal dan vertikal,
    • Tampang melintang jalan yang meliputi juga penyediaan atau ruang untuk tumbuh-tumbuhan, bangunan pelengkap dan rambu,
    • Lahan yang tersedia untuk simpang sehingga geometri simpang (seperti jari-jari simpang, lajur untuk kekiri jalan terus) akan dapat dipenuhi.

    Mengatur Fasilitas Untuk Semua Kelompok Pengguna :
    • Angkutan barang, angkutan umum, angkutan kendaraan pribadi,
    • Lalulintas cepat, lalulintas lambat,
    • Kendaraan bermotor roda 4 atau lebih, kendaraan bermotor roda 2, kendaraan tak bermotor, pejalan kaki.

    Tahap II : Basic Design
    Audit pada tahap draft desain merupakan tahap lanjutan dari tahap pra-rencana yang menitikberatkan desain geometri dan lay out jalan yang bertujuan untuk memeriksa desain:
    a) Geometri dari alinyemen jalan;
    b) Lay-out jalan dan persimpangan;
    c) Jarak pandang;
    d) Ruang bebas samping;
    e) Jaringan pejalan kaki / sepeda;
    f) Fasilitas penyeberangan, dan;
    g) Teluk bus dan atau fasilitas pemberhentian kendaraan.

    Tahap III : Detailed Design
    o Aspek yang ditinjau hampir sama dengan yang ditinjau pada tahap Basic Design.
    o Audit secara lebih rinci karena gambar yang tersedia juga lebih rinci, seperti mengatur :
    Perancangan Geometri Jalan
    Perancangan Simpang
    APILL
    Marka dan Rambu:
    Penerangan Jalan
    Fasilitas Pelengkap
    Fasilitas Bagi Pejalan Kaki, Sepeda Motor, dan Kendaraan Lambat.


    Tahap IV : Konstruksi dan Pra Operasi Jalan

     Alinyemen Horisontal, Alinyemen Vertikal, dan Tampang Melintang Jalan
    o jarak pandang
    o perlu dicatat tempat-tempat yang perlu dipasang guardrails.
     Layout Jalan
    o Pembagian lajur, pemasangan median,
    o Pelebaran tikungan,
    o Layout simpang (termasuk jari-jari tikungan), pemasangan pulau lalulintas,
    o Pembuatan saluran drainasi (jangan sampai kendaraan terperosok),
    o Penanaman pohon-pohon (kaitannya dengan jarak pandang).
     Rambu dan Marka
    o Pemasangan rambu, jenis dan lokasi rambu, konsistensi, ukuran rambu dan huruf, gangguan terhadap jarak pandang,
    o Pemasangan marka, jenis, lokasi, konsistensi marka.
     Fasilitas Untuk Keselamatan Lalulintas
    o Pemasangan guardrails di tempat-tempat yang berbahaya, seperti: pinggir jurang; yang perlu dicek adalah: ujung guardrails (jangan sampai tertabrak kendaraan dan tinggi guardrails), dan kekuatannya;
    o Clean zone,
    o Fasilitas penyeberangan.
     Manajemen Lalulintas
    o Pembagian lajur,
    o Pemasangan rambu dan marka yang jelas dan tepat letaknya untuk mengantarkan lalulintas ke jalan yang tepat, dengan kecepatan lalulintas yang tepat (kecepatan lalulintas berubah secara bertahap),
    o Pemasang pengatur lalulintas (misalnya APILL),
    o Pemasangan pagar pelindung agar kendaraan tidak terperosok,
    o Pemasang lampu penerang,
    o Ada/tidaknya petugas yang mengatur lalulintas (mengawasi) beserta cara kerjanya.

    Tahap V : Operasi Jalan ( Untuk jalan yang sudah ada)

    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas.

    ReplyDelete
  100. Nama : Melenneta aisyah putri
    Kelas : MKTJ C Madya
    Notar : 18.01.0553

    1. Tahap- tahap dalam AKJ yaitu:
    • Perencanaan jalan
    • Basic design
    • Detailed design
    • Pra operasi jalan
    • Operasi jalan

    2. Kegiatan di setiap tahap nya yaitu:
    a. Perencanaan jalan yaitu tahap yang menjamin jalan yang akan di bangun adalah jalan yang layak dalam segi ekonomi, teknik, dan lingkungan. Selain itu tahap ini juga berfungsi sebagai tahap yang dapat mengidentifikasi permasalahan yang akan di timbulkan dalam pembangunan tersebut sedini mungkin.
    b. Basic design yaitu tahap yang mengidentifikasi permasalahan pada tampang melintang jalan, alinyemen horizontal dan vertikal.
    c. Detailed design yaitu tahap yang hamper sama seperti tahap sebelum nya tetapi dengan penggambaran yang lebih rinci
    d. Pra operasi jalan yaitu konsistensi pada design speed, jenis tikungan, jarak pandang, kombinasi antara alinyemen vertikal dan horizontal, gradien, tampang melintang jalan
    e. Operasi jalan yaitu melihat jalan secara 3 dimensi seperti yang akan di lihat oleh para pengguna nya nanti.

    ReplyDelete
  101. Izin pak,
    Nama taruna: Dimas Bayu P
    Notar: 18.01.0544
    Kelas : MKTJ-C Semester 5
    izin menjawab:

    1. Mengacu pada Instruksi Dirjen. Bina Marga nomor 02/IN/Db/2012 tentang Panduan Teknis
    Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga diperbaiki dan dilengkapi menjadi
    6(enam) tahapan yaitu:
    1. Tahap Perencanaan (pre design stage)
    2. Tahap Desain Awal (draft engineering design stage)
    3. Tahap Detail Desain (detailed engineering design stage)
    4. Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
    5. Tahap Pra Pembukaan (pre road opening stage)
    6. Audit dari jalan yang Ada (operational road stage)


    2. •Tahapan Perencanaan (pre-design stage)
    Dengan memberikan masukan keselamatan khusus pada tahapperencanaan (pre design/
    Feasibility Study) dari sebuah jaringan jalanmaka audit keselamatan jalan dapat
    mempengaruhi masalah dasar seperti pemilihan rute, standar jalan, dampaknya terhadap
    keselamatan dan kelancaran dengan jaringan jalan berdekatan yang ada, dan persimpangan
    atau perlengkapan persimpangan (interchange provision).

    • Tahapan Desain Awal (draft engineering design stage)
    Pelaksanaan pemeriksaan pada desain awal jalan (draft engineering design stage) yang sudah
    selesai, sebuah audit akan memeriksa masalah khas geometrik jalan termasuk alinyemen
    horizontal dan vertikal, tata letak/ lay out simpang empat, persimpangan dan bangunan
    pelengkap jalan serta fasilitasi bagi pedestrian.

    • Tahapan Detail Design (Detail engineering detail stage)
    Audit tahap detail desain dilakukan saat dalam penyelesaian detail desain jalan namun sebelum persiapan dokumen kontrak. Pertimbangan yang khas mencakup tata letak geometrik, kebutuhan dan jenis marka garis, rambu, pencahayaan, perambuan, perincian persimpangan, jarak pada obyek sisi jalan (rintangan/ frangibility tabrakan) dan ketentuan bagi pengguna jalan yang rentan. Perhatian terhadap detail dalam tahap desain ini dapat mengurangi banyak biaya dan gangguan terkait dengan perubahan di saat terakhir yang bila tidak dilakukan dapat mempengaruhi sebuah audit pra pembukaan.

    • Tahap Pekerjaan Jalan (during road construction stage)
    Audit tahap pekerjaan jalan (tahap konstruksi) adalah mencakup pemeriksaan keselamatan dari rencana manajemen lalu lintas pada berbagai tahap konstruksi proyek jalan sejak pekerjaan dimulai, dan audit ini memeriksa keselamatan pengguna jalan di lokasi pekerjaan jalan selama masa konstruksi. Titik berat pemeriksaan adalah rambu/ marka, batas kecepatan yang aman, pagar keselamatan sementara, pencahayaan, rute pejalan kaki, dan apresiasi pengemudi terhadap jalur yang benar pada/ di lokasi pekerjaan konstruksi.

    • Tahap Pra Pembukaan
    Audit keselamatan jalan tahap pra pembukaan merupakan audit pemeriksaan rinci proyek jalan yang baru selesai sebelum pembukaan untuk dioperasikan sebagai jalan umum. Tim audit melaksanakan pemeriksanaan menggunakan kendaraan, sepeda motor dan berjalan kaki untuk menjamin bahwa keselamatan yang dibutuhkan semua pengguna jalan sudah terpenuhi/ tersedia. Inspeksi yang juga perlu dilakukan pada malam hari karena sangat penting untuk memeriksa perambuan, delineasi, pencahayaan dan masalah pada kondisi malam hari yang kurang pencahayaan.

    • Audit dari jalan yang Ada/ sudah beroperasi
    Audit keselamatan jalan untuk jalan yang sudah beroperasi/ jalan eksisting, disebut sebagai Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk menjamin bahwa ciri-ciri keselamatan jalan sesuai dengan klasifikasi fungsional jalan, dan untuk mengidentifikasi ciri-ciri apapun yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu untuk sebuah masalah keselamatan (misalnya pepohonan yang menghalangi jarak pandang, genangan air yang membahayakan pengendara

    ReplyDelete
  102. Nama : Dian Tri Handoko Naibhao
    Notar : 18.01.0543
    Kelas : MKTJ C
    Semester : 5

    1. Sebutkan tahapan Audit Keselamatan Jalan!

    Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
    Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
    Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
    Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan

    2. Kegiatan apa yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan Audit Keselamatan Jalan?

    Tahap 1 : AKJ/RSA pada Perencanaan Jalan
     Menjamin bahwa jalan yang akan dibangun akan layak dari aspek teknik, ekonomi, dan lingkungan
     Mengidentifikasi berbagai potensi permasalahan keselamatan sedini mungkin, sehingga pada tahap berikutnya perubahan yang harus dilakukan tidak terlalu besar dan mahal
    Tahap 2 : AKJ/RSA pada Basic Design
     Tahap Melintang Jalan
     Lebar jalan, termasuk pelebaran tikungan
     Lebar bahu jalan
     Pembagian dan konsentrasi lajur lalulintas termasuk penyediaan lajur khusus untuk angkutan berat di jalan yang menanjak, pemisahan untuk lalulintas cepat dan lambat, lajur khusus untuk lalulintas yang membelok, dan penyediaan median.

     Alinyemen Horizontal dan Vertikal
     Konsistensi kecepatan rancang (design speed)
     Tikungan dikaitkan dengan standar
     Gradien jalan (% dan panjang ruas jalan yang bergradien) beserta lokasi yang perlu disediakan lajur khusus untuk kendaraan berat
     Kombinasi antara alinyemen horizontal dan vertikal
    Tahap 3 : AKJ/RSA pada Detailed Design
    Yang diaudit adalah :
     Konsentrasi (terkait dengan design speed)
     Jenis tikungan (misal S-C-S) dan standarnya
     Jarak pandang
     Kombinasi antara alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal
     Gradien dan panjang bagian jalan yang ber-gradien
     Tampang melintang jalan
    Tahap 4 : AKJ/RSA pada Pra-Operasi (Pre-Opening) Jalan
    Melihat “calon” jalan secara 3 dimensi, dengan skala 1:1 seperti yang akan dilihat oleh pengguna nantinya
    Tahap 5 : AKJ/RSA pada Tahap Operasi Jalan
    Audit dilakukan saat lalulintas menggunakan jalan sehingga gambaran tentang potensi kecelakaan menjadi lebih jelas

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog